Oracle usulkan bentuk pusat aplikasi e-gov
SHANGHAI (Bisnis): Oracle Corp usulkan pembentukan pusat aplikasi e-government (e-gov) di Indonesia sebagai fasilitas untuk mengembangkan prototipe peranti lunak di berbagai sektor pemerintahan.
Adi Juwono Rusli, Managing Director PT Oracle Indonesia, mengungkapkan salah satu upaya perusahaan itu membantu e-government di Indonesia adalah mengajukan usulan kepada Menteri Negara Komunikasi dan Informasi (Kominfo) untuk mendirikan pusat aplikasi e-government (E-government Center of Excellence).
"Usulan ini kami ajukan setelah pemerintah pada tanggal 30 Juni 2004 meluncurkan program Indonesia Go Open Source [IGOS]," ujarnya ketika di sela-sela Oracle Media Briefing di Shanghai International Convention Center Shanghai seperti dilaporkan wartawan Bisnis, Diena Lestari, kemarin.
Adi menjelaskan Oracle Center of Exellence itu merupakan fasilitas yang menyediakan hardware dan software untuk membuat prototipe sejumlah aplikasi sesuai sektornya sehingga bisa mempercepat penerapan e-government di Indonesia.
Dia menuturkan model pengembangan e-government ini hampir sama dengan model LEAP (Linux Enterprise Aplication Porting) yang dilakukan di Singapura. Fasilitas itu menyediakan dukungan teknis aplikasi open source secara online di seluruh dunia.
Ketika dikonfirmasikan mengenai investasi yang diperlukan pemerintah Indonesia jika menerima program tersebut, Adi mengatakan perhitungan secara spesifik belum dapat dilakukan.
"Namun demikian, jelas investasi yang diperlukan jauh lebih murah dibandingkan investasi LEAP yang mencapai kurang lebih US$10 juta," tuturnya.
Pada dasarnya, sambung Adi, pusat e-government ini dibentuk guna menyediakan forum untuk membangun suatu aplikasi. Forum ini menjadi sumber informasi mengenai aplikasi e-government yang sudah dibuat dan diimplementasikan.
Dia mengatakan E-government Center of Excellence ini juga bertujuan menyediakan landasan kerja sama dan sinergi antara Oracle dan para pihak terkait seperti mitra pengembang.
"Dengan forum bersama ini dan menggunakan Oracle Information Architecture, kami akan membantu badan pemerintah agar memaksimalkan penggunaan teknologi," tandasnya.
Semakin meluas
Sementara itu di tempat yang sama, Executive Vice President Oracle Corporation untuk Asia Pasifik Derek Williams mengatakan pembangunan E-government saat ini semakin meluas ke seluruh penjuru dunia.
"Hal ini membuat Oracle merasa perlu membantu pemerintah yang akan mengembangkan program e-government," tuturnya.
Upaya membantu pengembangan e-government, lanjutnya, bertujuan memudahkan pemerintah dalam melayani masyarakat. Perhatian Oracle untuk membantu pemerintah untuk saat ini cenderung dilakukan di kawasan Asia Pasifik.
Williams menuturkan program e-government awalnya dikembangkan oleh Pemerintah India, namun kini menyebar ke negara-negara Asia Tenggara yang lain, termasuk Indonesia.
Presiden Oracle Corporation Charles Phillips memaparkan pengguna aplikasi dan teknologi Oracle di lembaga pemerintahan saat ini mencapai antara 20% hingga 25% dari basis pelanggannya.
"Sekitar 2.000 badan pemerintah menggunakan produk dari Oracle untuk membantu memaksimalkan pekerjaan mereka. Investasi yang dilakukan oleh lembaga pemerintah di teknologi Oracle cukup besar," tuturnya.
Terkait pembangunan e-government, Kominfo menyiapkan sistem pertukaran data antar instansi pemerintah (Inter Governmental Access Share Information System/IGASIS) yang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.
Implementasi IGASIS yang merupakan salah satu implementasi e-government itu sedang disimulasikan di empat instansi yakni BPS, BKKBN, Departemen Pertanian, dan Kominfo sebagai hub-nya.
Sekretaris Menkominfo JB Kristiadi mengingatkan pemanfaatan telematika di pemerintahan sudah saatnya diperluas tidak hanya sekedar berbentuk website karena kegiatan di dalam e-government justru cenderung pada penguatan aktifitas back office.
"Kegiatan itu meliputi pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemn dan dokumentasi, sampai pada proses kerja yang dilakukan secara elektronik. Hal ini menuntut adanya perubahan manajemen pemerintahan menjadi berbasis TI," tandasnya.
Menyambut IGOS, Oracle menyiapkan infrastruktur dukungan teknis untuk peranti lunak terbuka dan jaringan mitra pengembangnya guna mengantisipasi munculnay permintaan software terbuka.
Dukungan yang diberikan Oracle terhadap teknologi open source juga mencakup hingga ke tingkat kode sumber dalam pemrograman dan kernel. Selain itu, aplikasi bisnis seperti enterprise resources planning (ERP) juga bisa berjalan di atas open source. (dss)
sumber: