Nilai Ekspor Indonesia Maret Capai 7,25 Miliar Dollar AS
Nilai Ekspor Indonesia Maret Capai 7,25 Miliar Dollar AS
- Naik 13,63 PersenMenjadi 7,25 Miliar Dollar AS
Jakarta, Kompas - Nilai ekspor Indonesia selama bulan Maret 2005 meningkat menjadi 7,25 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau naik 13,63 persen dibandingkan dengan ekspor pada bulan sebelumnya yang hanya 6,38 miliar dollar AS. Secara kumulatif ekspor Januari-Maret 2005 juga meningkat 31,39 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Dalam jumpa pers di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, Senin (2/5), Kepala BPS Choiril Maksum menegaskan, peningkatan nilai ekspor Maret 2005 itu disebabkan oleh meningkatnya ekspor bukan minyak dan gas (non migas) sebesar 8,75 persen, yakni dari 5,04 miliar dollar AS menjadi 5,48 miliar dollar AS. Kenaikan nilai ekspor juga didorong oleh peningkatan ekspor migas sebesar 31,99 persen dari 1,338 miliar dollar AS di bulan Februari menjadi 1,766 miliar dollar AS di bulan Maret 2005.
"Peningkatan ekspor non migas terutama didorong oleh ekspor komoditi lemak dan minyak hewan atau minyak nabati senilai 146,5 juta dollar AS," kata Choiril.
Komoditi lainnya yang mengalami kenaikan ekspor adalah kelompok bijih, kerak, dan abu logam senilai 98,6 juta dollar AS, serta kelompok perabot dan penerangan rumah senilai 57,1 juta dollar AS. Sementara komoditi yang mengalami penurunan ekspor terbesar adalah kelompok bahan bakar mineral, khususnya batubara senilai 76,4 juta dollar AS.
Ekspor migas
Choiril menegaskan, penyebab utama kenaikan ekspor migas adalah karena meningkatnya ekspor minyak mentah sebesar 45,17 persen menjadi 824 juta dollar AS. "Selain itu, terjadi kenaikan ekspor hasil minyak sebesar 49,76 persen menjadi 185,4 juta dollar AS, dan ekspor gas alam naik 17,02 persen menjadi 757 juta dollar AS," ujar Choiril.
Peningkatan nilai ekspor minyak mentah itu sendiri disebabkan oleh kenaikan harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia dari 44,74 dollar AS per barrel di bulan Februari menjadi 53 dollar AS per barrel di bulan Maret 2005. Dengan demikian, kenaikan harga minyak mentah Indonesia pada bulan Maret 2005 mencapai 18,46 persen.
Impor meningkat
Choiril mengatakan, impor Indonesia pada bulan Maret 2005 meningkat 4,98 miliar dollar AS atau naik 22,02 persen dibandingkan impor bulan Februari yang mencapai 3,98 miliar dollar AS. Impor migas tercatat senilai 1,63 miliar dollar AS atau naik 63,73 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Sementara impor non migas meningkat 12,1 persen menjadi 3,349 miliar dollar AS," kata Choiril.
Menurut Choiril, kenaikan impor tertinggi disebabkan oleh pembelian mesin dan pesawat mekanik senilai 1,79 miliar dollar AS. Itu menunjukkan kecenderungan meningkatnya investasi di dalam negeri.
"Hal itu tidak mengkhawatirkan karena impor barang-barang tersebut akan mendorong sektor-sektor lainnya. Jadi kita pilih, impor barang-barang yang bisa menaikan nilai pada sektor-sektor lainnya," kata Choiril.
Repatriasi dana ekspor
Pada kesempatan terpisah, Ketua Komite Pemulihan Ekonomi Nasional (KPEN) Sofjan Wanandi menegaskan, untuk mengembalikan (repatriasi) dana hasil ekspor yang selama ini diparkir di luar negeri, para pelaku usaha meminta jaminan pemerintah agar dana itu dapat dijadikan modal untuk membiayai impor mereka. Mereka juga meminta jaminan pemerintah agar nilai mata uang dollar AS dilindungi.
"Jika mereka memang ingin memasukan seluruh uang mereka itu ke dalam negeri, mereka ingin kepastian dari pemerintah untuk dapat menggunakan kembali valuta asing yang mereka miliki untuk impor dan membeli bahan baku produksi," kata Sofjan. sumber: