Nabiel Tuding Ada Rekayasa Dalam Kasus Buyat
TEMPO Interaktif, Jakarta: Kepada TNR, Senin (9/8), Menteri Negara Lingkungan Hidup Nabiel Makarim menyatakan adanya rekayasa mengenai kasus pencemaran di Dusun Buyat, Pantai Minahasa, Sulawesi Utara. Salah satu buktinya adalah kebohongan salah satu dari empat warga Buyat yang datang ke Jakarta akhir Juli lalu. Nabiel menyebut Juriah berbohong karena mengaku mengalami kesakitan ketika melahirkan anaknya, Srifika, lantaran benjolan di tubuhnya. Saat ke Jakarta, kepada media Juriah juga mengaku, Srifika adalah anak kandungnya.
"Masyarakat Buyat yang menyaksikan pengakuan Juriah lewat televisi, itu mengatakan, Srifika adalah anak angkat Juriah. Sebenarnya, Srifika merupakan anak seorang pekerja seks komersial yang diduga sering kali beroperasi di lokasi penambangan rakyat," kata Nabiel yang mengaku tahu informasi itu dari masyarakat Buyat ketika dirinya berkunjung ke sana, Sabtu (7/8).
Selain itu, menurut Nabiel, warga yang mengaku sakit karena pencemaran sebenarnya bukanlah penduduk asli Desa Buyat Pante, melainkan dari daerah yang berjarak sekitar 150 kilometer dari Teluk Buyat. Mereka yang mengaku warga Buyat itu datang ke dusun Buyat karena ada pengobatan gratis di sana. "Rasyid, salah satu warga yang mengaku dari Buyat dan datang ke Jakarta itu juga bukan penduduk asli Buyat, melainkan warga Kota Bitung," kata Nabiel.
Dari dialog dengan para nelayan Buyat, Nabiel juga menemukan adanya animo besar para nelayan yang justru ingin bekerja di sektor pertambangan. Untuk itu, dirinya merasa heran, mengapa lembaga swadaya masyarakat keras menuding Newmont harus bertanggung-jawab terhadap "kasus" ini. "Pemerintah melihat masalah ini adalah mesalah kesehatan masyarakat yang harus dicari solusinya. Yang jadi pertanyaan, apa latar belakang kelompok-kelompok ini. Kok banyak yang disembunyikan, ada kebohongan, tapi terus melakukan sensasi dengan membawa orang ke Jakarta?" kata Nabiel.
Menurut Nabiel, informasi di lapangan mengatakan, ada dugaan kuat LSM lokal berhubungan erat dengan organisasi internasional yang mempunyai tujuan tertentu yang tidak baik dan membawa-bawa Newmont. Padahal, pencemaran belum tentu berasal dari Newmont, bisa berasal dari pertambangan rakyat yang memang menggunakan air raksa dalam jumlah besar.
Walau demikian, Nabiel mengakui adanya kandungan merkuri, arsen dan antimon dalam tubuh warga Buyat yang diperiksa lalu. Hanya saja, belum tentu diakibatkan Newmont. "Bisa Newmont, bisa PETI atau gabungan keduanya," katanya yang kemudian mengatakan, "penyakit itu bisa karena tercemar merkuri atau malnutrisi. Kita harus melakukan studi yang hati-hati untuk memutuskannya".
Ikan benjol yang disuguhkan ketika di sana, menurut Nabiel juga diakibatkan cairan tinta cumi-cumi yang disuntikkan ke dalam tubuh ikan itu. Nabiel mengaku tahu itu dari seorang ahli perikanan organoleptik yang juga sekaligus seorang nelayan. "Dia bilang, jika ikan sakit akan bau serta warna mata dan kulit akan berbeda. Itu adalah ikan sehat yang benjol," katanya. Saat di periksa di Universitas Sam Ratulangi, kata Nabiel lagi, dari dalam tubuh ikan itu keluar cairan hitam, tapi tidak berbau. Artinya, ikan memang tidak sakit dan hanya disuntikkan cairan hitam.