Merasa Dirugikan, Warga Blokir Trans-Kalimantan
Merasa Dirugikan, Warga Blokir Trans-Kalimantan
Dijadikan jalan tambang
Kompas, 19 Mei 2005
ÂÂ
Angkutan pribadi, angkutan batu bara, maupun angkutan umum-termasuk bus antarprovinsi-terhambat perjalanannya akibat aksi tersebut.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalsel Ajun Komisaris Besar Polisi Puguh Rahardjo membenarkan terjadinya kemacetan di ruas jalan di Kabupaten Tapin itu. Pemblokiran diawali dengan demo masyarakat ke Kepolisian Resor Tapin terkait penggunaan jalan umum untuk jalur angkutan hasil tambang batu bara.
Pemblokiran jalan tambang itu merupakan aksi warga yang terjadi kesekian kalinya, namun warga selalu dikecewakan dalam negosiasi. Kejadian kemarin dipicu isu bahwa seorang warga diserempet truk raksasa pengangkut batu bara, Selasa malam. Pemblokiran total dilakukan Selasa malam sekitar pukul 22.00 dan berakhir sekitar pukul 12.00 kemarin.
Hingga kemarin sore, angkutan batu bara belum bisa lewat sementara angkutan nonbatu bara bisa lewat setelah negosiasi dengan aparat. Kendaraan angkutan batu bara akhirnya pulang ke pangkalan. Antrean kendaraan mencapai sekitar 15 kilometer dari Tambarangan hingga Rantau Tapin.
Untuk menembus jalan, Rahmad, seorang petugas ekspedisi
Untuk angkutan umum, baru bisa keluar dari Rantau mulai pukul 12.00. "Saya bahkan baru melihat bus malam jurusan Banjarmasin Kalsel-Balikpapan Kaltim keluar pukul 14.00, padahal seharusnya kan keluar malam hari," kata Rahmad.
Perusahaan tambang batu bara di Kalsel umumnya tidak memiliki jalan sendiri untuk angkutan batu bara. Angkutan batu bara akhirnya menggunakan jalan umum sehingga jalan cepat rusak karena umunya angkutan batu bara berukuran besar. Kondisi ini berlangsung tanpa ada tindakan dari pemerintah.
Gunakan jalan umum
Menurut Puguh, pihak kepolisian masih berusaha memediasi pihak-pihak yang terlibat dalam persoalan tersebut.
"Kami memfasilitasi semua pihak yang berkepentingan, mulai dari warga, pengusaha tambang, hingga pemerintah daerah," katanya. Para tokoh masyarakat juga dilibatkan untuk membahas hal itu. "Di sini memang banyak yang punya kepentingan, karena itu semua pihak diharapkan bisa memberikan komitmen untuk menjaga situasi," kata Puguh.
Hingga Rabu sore Puguh mengaku belum tahu perkembangan hasil negosiasi antarpihak.
Sudah berkali-kali masyarakat yang tidak betah dengan debu batu bara dan kerusakan jalan umum menggelar demo. Mereka menuntut perbaikan jalan, penyiraman rutin, dan agar truk yang melintas lebih berhati-hati karena banyak kecelakaan yang diakibatkan oleh truk batu bara.
Sementara, hingga kini pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi dan juga pemerintah pusat tetap tidak memberikan ketegasan soal pelanggaran perubahan penggunaan jalan tersebut.
Pada masa pemerintahan Gubernur Sjachriel Darham diakui, tiap tahun membutuhkan dana sumber: