Menteri ESDM Ajak Pengusaha Tanam Investasi Migas
Kamis 9 Juni 2005 Kapanlagi.com - Potensi minyak bumi dan gas alam Indonesia yang besar, memerlukan investasi pengusaha nasional, agar dapat dieksplorasi sehingga pemanfaatannya optimal.
Kita meminta dukungan investasi dari pengusaha Indonesia di sektor minyak dan gas bumi, kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, saat berbicara di depan anggota KADIN di Jakarta, Rabu (9/6).
Lebih lanjut ia mengatakan, memang ada prediksi 18 tahun yang akan datang cadangan minyak bumi Indonesia akan habis. Namun perkiraan tersebut menurutnya tidak sepenuhnya benar.
Perkiraan itu pernah terjadi pada 1973, di mana eksplorasi minyak bumi meningkat dan dikhawatirkan dalam beberapa puluh tahun kemudian cadangan minyak akan habis. Namun ternyata teori itu tidak terbukti, katanya.
Purnomo menilai, memang benar dalam waktu 18 tahun yang akan datang sumber minyak bumi Indonesia akan habis, itu akan terjadi bila kita hanya tidur dan tidak melakukan apa pun.
Tapi bukankah kita dibekali oleh teknologi, akal dan keinginan, sehingga kita bisa mengantisipasi hal tersebut, ujar Purnomo.
Menteri ESDM mencontohkan, dengan teknologi yang dimiliki, lapangan minyak yang telah dieksplorasi sejak lama tidak serta merta berhenti berproduksi, meski rata-rata produksinya turun, tapi tidak anjlok.
Ia mencontohkan, seperti yang terjadi di lapangan minyak milik Caltex di Sumatera bagian tengah, yang diekplorasi sejak puluhan tahun lalu.
Akhir-akhir ini sebetulnya juga ditemukan sejumlah lapangan minyak baru seperti di Cepu. Meski masih dipersengketakan antara Pertamina dengan Exxon Mobil, namun lapangan minyak tersebut memiliki potensi 170 ribu barel perhari, ujarnya.
Ia juga mengatakan, di daerah antara Madura dan Jawa Timur ditemukan lapangan minyak Jero dengan potensi eksplorasi 50 ribu barel per hari.
Selain di lapangan Jero juga ada di lapangan Belanak yang terletak di laut Cina Selatan 27 ribu hingga 30 ribu barel per hari.
Meski ada juga lapangan di kalimantan Timur dengan 40 ribu hingga 50 ribu barel perhari dan di Babelan Bekasi dan di Gunung Kemala Sumatera Selatan dengan total kurang lebih 30 ribu barel per hari, ujarnya.
Atas dasar temuan-temuan lapangan baru tersebut, Purnomo berpendapat, investasi dari pengusaha lokal diperlukan untuk mengoptimalkan eksplorasi minyak bumi dan gas alam.
Namun ia mengingatkan kepada para pengusaha, menekuni bisnis di sektor minyak bumi dan gas alam tidaklah main-main.
Bisnis minyak bumi memang seperti bisnis judi. Sebuah eksplorasi minyak bisa saja gagal namun bisa saja berhasil, ujarnya.
Dari seluruh kilang minyak yang dimiliki Indonesia, kapasitas produksi minyak Indonesia mencapai 1,1 juta barel per hari dan itu bisa memenuhi 70% kebutuhan minyak dalam negeri dan sisanya 30% terpaksa harus impor.
Memang, dulu kita pernah 1,3 juta barel per hari, kemudian menurun menjadi 1,1 juta barel perhari sejak krisis terjadi. Memang orang ragu untuk berinvestasi tapi kini kelihatannya sudah mulai ada yang kembali berminat untuk berinvestasi, ujarnya.
Purnomo mengatakan, untuk membangun kilang minyak di Indonesia saat ini tidak lagi menjadi monopoli Pertamina, pengusaha swasta diperbolehkan membangun kilang minyak.
Tetapi memang, modalnya harus besar karena untuk membangun kilang minyak yang mempunyai kapasitas produksi 100 ribu barel perhari diperlukan investasi sebesar US$1 milyar atau setara dengan Rp10 trilyun, ujar Purnomo.
Meski usaha di bidang minyak dan gas bumi memerlukan modal yang besar, tetapi Purnomo percaya dan mempersilahkan pengusaha nasional untuk berinvestasi di bidang tersebut. (*/bun)
sumber: