Mengesampingkan Risiko demi Tuntutan Hidup
Kompas, 31 Agustus 2004 -
Pencemaran merkuri atau air raksa mengancam sungai sepanjang 900 kilometer ini karena para penambang itu mengolah bijih emas yang mereka temukan dengan air raksa atau merkuri. Seperti yang ada di Sungai Kahayan, mereka menggunakan mesin sedot yang diletakkan di atas lanting atau rakit kayu di sungai.
Penambangan emas warga di kawasan hulu Sungai Barito tidak hanya dilakukan di badan sungai saja. Sejumlah penambang melakukan penambangan di darat dengan menggunakan peralatan yang berbeda dengan penambang di sungai.
Dari pantauan Kompas, paling banyak terdapat di sekitar kawasan tambang emas PT Indah Muro Kencana (IMK), misalnya di sekitar kawasan Desa Konut, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Sejumlah penambang memanfaatkan lokasi bekas galian PT IMK untuk mencari emas yang masih tersisa dari kegiatan tambang perusahaan ini.
Setiap mesin rata-rata ditunggui tiga orang. Untuk pemurnian emas, para penambang ini juga menggunakan raksa. Gozali, seorang penambang mengatakan, hasil yang diperoleh dalam sehari bisa mencapai setengah ons yang dibagi rata bersama ke dua orang temannya.
Harga emas urai, menurut sejumlah pedagang dan penambang emas di Tumbang Lahung berkisar Rp 80.000 hingga Rp 107.000 per gram tergantung mutunya. Bayangkan, berapa besar pendapatan yang didapat para penambang ini. "Satu-satunya pekerjaan yang bisa menghasilkan uang cukup besar di musim kemarau seperti sekarang, cuma menambang emas," kata Gozali.
Untuk para penambang di sungai, mereka menyedot pasir di dasar sungai, berharap ada emas yang terikut dan kemudian dilewatkan talang karpet berbulu hingga bijih emas tersaring. Emas yang masih kotor itu dilarutkan dalam raksa, dan kemudian diperas.
Setelah diperas, gumpalan emas campur raksa itu dipanaskan dengan api untuk menguapkan raksa yang tersisa. Hasil perasan raksa ini langsung dibuang para penambang ke sungai karena mereka melakukan pengolahan langsung di atas lanting di tengah-tengah sungai.
Isuk, salah seorang penambang mengatakan, dirinya tahu bahwa raksa berbahaya kalau sampai masuk ke tubuh mereka, demikian juga Gozali. "Makanya, kami selalu hati-hati menggunakannya. Satu-satunya yang bisa kami kerjakan hanya menambang ini," kata Isuk.
Menurut Isuk, dalam satu hari, bisa dapat minimal 10 gram emas urai. "Kalau lagi untung dapat urat emas, bisa sampai 30 gram," katanya.
Alasan lainnya, baik Isuk maupun Gozali serta sejumlah penambang lain mengatakan, pekerjaan lain tidak bisa menjanjikan pendapatan sebesar menambang emas. Sementara itu, harga barang-barang di pedalaman Kalimantan Tengah, apalagi saat musim kemarau ini begitu tinggi.