Massa Papua Dobrak Lagi PT Freeport di Plaza 89, Polisi Korban

Massa Papua Dobrak Lagi PT Freeport di Plaza 89, Polisi Korban \"Buat \"Cetak \"Kirim
Ditulis oleh Redaksi   
Wednesday, 01 March 2006
Jakarta, (SIB)
Suasana di depan Gedung Plaza 89 langsung panas begitu pendemo PT Freeport
Indonesia tiba. Tidak sampai lima menit, aksi dorong-dorongan antara pendemo dengan aparat langsung terjadi.     Pendemo dari Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat (Ferpera-PB) yang tiba pukul 12.20 WIB, Selasa (28/2), ujuk-ujuk merangsek ke arah aparat.
Massa yang jumlahnya 200-an orang itu mendesak dipertemukan dengan pimpinan Freeport yang berkantor di lantai 5 gedung yang terletak di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, itu.     Sikap pendemo langsung diantisipasi ratusan aparat yang sejak Selasa pagi sudah berjaga-jaga di gedung tersebut. Penjagaan aparat dilakukan secara berlapis-lapis. Di barisan paling depan, dijaga oleh aparat Polres dan Polda. Sedangkan di belakang barisan pertama berdiri tegap personel Brimob.
Meski mengerahkan seluruh tenaga, jumlah pendemo terlihat tidak seimbang, sehingga mereka akhirnya berhasil dihalau menjauh dari pintu masuk utara gedung itu.    Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Gufron yang berdiri di atas mobil sound polisi meminta pendemo bersikap lebih santun dan tidak anarkis. "Jangan anarkis, harap tenang!" teriaknya.
Dalam aksinya, Ferpera-PB membawa spanduk putih besar bertuliskan tuntutan mereka agar pemerintah menutup tambang Freeport di Tembagapura. Mereka juga melengkapinya dengan puluhan poster.     Dari pemantauan, tidak ada aktivitas yang berlangsung di gedung itu. Karyawan yang berkantor di gedung tersebut sebagian besar diliburkan manajemen perusahaannya.
Pada pukul 13.00 WIB aksi saling dorong kembali pecah. Suasana sungguh seru. Pendemo berhasil menembus police line yang melindungi barisan polisi. Bahkan satu polisi mengalami luka akibat bentrokan itu.     Hingga saat ini suasana masih membara. Teriakan pendemo membahana. Mereka mengacung-acungkan peralatan demonstrasinya. Ruas jalur lambat HR Rasuna Said ke arah Menteng ditutup dari depan Kedubes Malaysia. Sedangkan jalur cepat, macet.
Pintu Gerbang Plaza 89 Roboh Dijebol Pendemo
Selain satu polisi terluka, rusuh yang terjadi dalam aksi demo Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat (Ferpera-PB) juga membuat pintu gerbang Gedung Plaza 89 jebol diterjang pendemo.
Pintu setinggi satu meter itu roboh setelah selama 10 menit sejak pukul 12.53 WIB, Selasa (28/2), pendemo dan aparat terlibat aksi saling dorong.
Akibat serbuan pendemo, barisan polisi yang mengamankan gedung yang terletak di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, langsung berantakan.
Kondisi itu betul-betul dimanfaatkan oleh pendemo. Mereka mengambil benda apa pun yang terdekat dengan mereka untuk menimpuki aparat. Bahkan mereka rela melepas sepatu dan menghadiahinya ke kepala polisi.
Batu, sepatu, kayu dan tanaman yang ada di median jalur lambat langsung berhamburan ke arah aparat. Tidak puas menimpuki, pendemo yang berhasil merangsek ke arah aparat, langsung merampas tameng fiber milik aparat Brimob. Tameng itu kemudian dipecah dan dilemparkan ke arah aparat.
Kewalahan dengan aksi para pendemo itu, polisi lalu menembakkan air dari water canon, sehingga membuat pendemo lari kocar-kacir. Mereka akhirnya memilih duduk-duduk di jalur lambat sambil menyanyi dan teriak-teriak.
Negosiasi Gagal, Plaza 89 Masih Ditongkrongi Demonstran
Setelah ditongkrongi dua hari, perwakilan PT Freeport Indonesia akhirnya bersedia menemui pendemo dari Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat (Ferpera-PB). Sayang pertemuan selama 1 jam itu gagal mencapai kata sepakat.
Freeport diwakili oleh Nindu Pangaribuan. Nindu bersedia turun setelah dilobi sejak pagi oleh Obet Negomauri, bule yang menjadi pendeta di Merauke, Papua.
Sayang tidak diketahui apa jabatan Nindu di perusahaan yang 81,28 persen sahamnya dimiliki Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc itu.
Nindu turun ke halaman Gedung Plaza 89, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, pukul 14.30 WIB, Selasa (28/2), atau dua jam lebih setelah gedung tempatnya berkantor itu digoyang pendemo.
Dalam pertemuan itu, para mendemo menuntut tiga hal, yakni penutupan tambang Freeport saat ini juga, bebaskan kawan-kawan mereka yang ditahan Polda Metro Jaya, dan tarik militer organik dari Papua.
Namun Nindu yang didampingi Obet hanya menjawab permintaan pendemo dengan jawaban-jawaban standar. Dia tidak memberikan solusi yang diinginkan pendemo sehingga mereka kesal.
Nindu kembali mengulang jawabannya. "Saya tidak bisa ambil keputusan apa-apa," tuturnya. Karena semua jawaban Nindu tidak memuaskan, demonstran memilih bertahan di ruas jalan di depan gedung tersebut sehingga Jalan Rasuna Said macet total.
Obet yang berusaha menjembatani Freeport dan pendemo akhirnya menyerah. "Saudara-saudara mari pulang. Saya tidak bertanggung jawab kalau terjadi apa-apa setelah ini," katanya sambil meninggalkan lokasi.
Demo Freeport Marak, Dubes AS Nyantai
Aksi demonstrasi meminta penutupan PT Freeport Indonesia marak terjadi. Sikap pemerintah Amerika Serikat (AS) pun tetap santai. Mereka mempercayakan penanganan demonstrasi itu ke polisi Indonesia.
"Banyaknya demo soal Freeport biar ditangani oleh polisi," kata Duta Besar AS Lynn Pascoe usai Peluncuran Air Rahmat di kantor Menko Kesra, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (28/2).
Aksi demonstrasi puluhan pemuda Papua Senin kemarin terjadi di depan Plaza 89 Kuningan. Mereka menuntut PT Freeport Indonesia ditutup. Mereka mengancam akan menduduki kantor itu hingga dipenuhinya tuntutan.
Sebelumnya pada Kamis 23 Februari sekitar pukul 04.30 WIB sekitar 13 orang pemuda yang mengatasnamakan BEM Papua menyerbu Plaza 89 tempat PT Freeport berkantor. Perusakan kantor itu terjadi. Buntutnya, 10 orang ditetapkan sebagai tersangka.
Pihak Freeport pernah mengklaim bahwa sejak 1996 perusahaan itu sudah mengalokasikan dana kemitraan untuk masyarakat adat suku Kamoro dan Amungme yang menjadi areal pertambangan. Hingga 2005 diperkirakan totalnya mencapai US$ 200 juta.
Pada 2005 lalu, kedua suku itu mendapat bagi hasil sebesar US$ 40 juta atau lebih dari Rp 382,4 miliar yang dikelola Lembaga Pengembangan Masyarakat Adat Kamoro dan Amungme.
WAPRES: PEMERINTAH TAK AKAN BATALKAN KONTRAK KARYA PT FREEPORT
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan  pemerintah tidak akan membatalkan kontrak karya yang telah ditanda tangani dengan PT Freeport, namun akan selalu dievaluasi setiap lima tahunnya.
 “Kalau soal kontrak karya harus kita hargai bahwa setiap lima tahun kita evaluasi tapi kalau untuk membatalkan kontrak karya saya kira itu tidak,� kata Wapres Jusuf Kalla ketika ditanya masalah Freeport seusai menerima delegasi Pemda Aceh di DPPB Partai Golkar Jakarta, Selasa petang.
Menurut Wapres situasi disekitar pertambangan Freeport saat ini sudah lebih baik dari pada beberapa hari sebelumnya.
Wapres yakin permasalahan Freeport akan dapat diselesaikan dengan baik.
Sementara mengenai adanya usulan agar Freeport ditutup, Wapres mengatakan namanya juga usulan maka hal itu bisa dipenuhi dan juga bisa tidak.
“Tapi Freeport itu juga penting untuk rakyat Papua, kalau ditutup itu tak mungkin. Disitu ada pekerjaan, ada pajak dan sebagainya,� kata Wapres.
Sementara mengenai adanya desakan agar TNI/Polri ditarik dari Freeport, Wapres secara tegas mengatakan bahwa disetiap proyek-proyek strategis harus dijaga.
“Yang namanya proyek strategis itu dijaga, semua penjagaan di proyek-proyek strategis tidak akan ditarik,� kata Wapres.

sumber: