Mahasiswa Papua Meminta Pertambangan Freeport Ditutup

Mahasiswa Papua Meminta Pertambangan Freeport Ditutup
Senin, 23 Januari 2006 | 14:11 WIB

TEMPO Interaktif, Manado: Sekitar 50 mahasiswa asal Papua di Manado, Sulawesi Utara, mendatangi DPRD provinsi setempat, Senin(23/1). Mereka meminta pemerintah menutup pertambangan emas di Papua, PT. Freeport McMoran.

"Pemerintah Republik Indonesia agar menutup Freeport," kata Ketty Lamia, ketua Partai Rakyat Demokratik Sulawesi Utara, yang ikut aksi.

Ketty menuduh banyak pelanggaran yang dilakukan perusahaan pertambangan asal Amerika Serikat itu. Buchtar, seorang mahasiswa asal Papua, dengan marah mengatakan, "Rakyat Papua bukan obyek pangkatmu. Rakyat Papua bukan obyek kekayaanmu."

Menurut dia, para pelanggar HAM, yang juga ditunggangi Freeport, dihargai dengan kenaikan pangkat dan kekayaan setiap pelanggaran yang mereka lakukan.

Anggota DPRD Sulawesi Utara enggan menerima mahasiswa Papua itu. Selain melontarkan kata-kata yang bernada memaki, demonstran juga menyanyikan lagu separatisme. Bahkan seorang anggota DPRD, Yus Tangkudung, sempat beradu mulut dengan seorang aktivis Papua ini.

Dalam tuntutan yang dibacakannya, mahasiswa Papua ini juga meminta pembebasan 8 orang warga Papua yang dituduh membunuh dua warga Amerika Serikat pada 31 Agustus 2002. Mereka juga meminta pengusutan tuntas atas tertembaknya empat warga sipil di Nabire pada 19 Januari 2004. Ahmad Alheid

sumber: