Lubang Bekas Tambang Timah Diubah Menjadi Kolam Ikan
Lubang Bekas Tambang Timah Diubah Menjadi Kolam Ikan PANGKAL PINANG, KOMPAS- Lubang-lubang bekas pertambangan timah di Bangka Belitung akan dimanfaatkan sebagai kolam untuk budidaya ikan. Dua juta benih ikan disiapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Babel untuk memanfaatkan potensi lubang yang sudah berubah menjadi seperti danau kecil itu. Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Babel, Yulistyo, Sabtu (30/9) di Pangkal Pinang, Babel memiliki sekitar seribu hektar lubang bekas pertambangan timah yang dapat digunakan menjadi kolam ikan air tawar. Namun, yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 20 hektar. Lubang-lubang bekas pertambangan timah sering dibiarkan terbengkalai bertahun-tahun dan terisi air hujan sehingga membentuk kolam-kolam dalam ukuran luas dan kedalaman bervariasi. Daerah di sekitar lubang-lubang bekas tambang itu juga menjadi daerah yang ditinggalkan karena tidak dapat digunakan untuk berbagai kepentingan. Oleh karena itu, kata Yulistyo, pemerintah berusaha menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan lubang-lubang bekas pertambangan itu guna membudidayakan ikan. Sebagai modal awal, pemerintah akan menyediakan benih yang diperlukan masyarakat dan mengajari cara budidaya. LIPI dan pemerintah juga sedang mempersiapkan penelitian lokasi lubang yang dapat digunakan untuk budidaya ikan. Menurut Yulistyo, penelitian itu penting karena banyak lubang bekas tambang timah berkadar asam tinggi. Lubang yang paling memungkinkan untuk budidaya ikan adalah yang memiliki kedalaman kurang dari dua meter, berusia lebih dari 30 tahun, dan kadar keasamannya mendekati normal. Namun, banyaknya lubang-lubang yang masih baru, kadar keasamannya tinggi, dan kedalamannya mencapai 10 meter, kata Yulistyo. Kondisi ini membuat pemerintah perlu menerapkan beberapa langkah guna membuat lubang-lubang itu dapat digunakan untuk budidaya ikan. Ikan-ikan air tawar yang dapat dikembangkan di dalam lubang-lubang itu antara lain adalah, ikan gurami, mujahir, nila, mas, dan bawal air tawar. Secara ekonomis, ikan-ikan itu sangat potensial untuk mengisi pasar lokal, sebagai alternatif dari ikan laut. Menurut Gubernur Babel, Hudarni Rani, pemerintah sudah memiliki tiga balai benih ikan yang dapat menyediakan sekitar dua juta benih per tahun. Kapasitas produksi benih itu dapat ditingkatkan sampai enam juta benih jika lubang-lubang yang ada siap digunakan. Pada 2006, 220.000 ekor benih ikan sudah dibagikan kepada masyarakat. Ikan-ikan itu dapat dipanen dalam kurun waktu tiga bulan sehingga sangat menguntungkan bagi para petani ikan. (eca)
Minggu, 01 Oktober 2006 - 21:05 wib