LSM Somasi PT Newmont Minahasa

 

JAKARTA (Bisnis): Lima LSM mengajukan somasi kepada PT Newmont Minahasa Raya, perusahaan tambang berstatus penanaman modal asing, untuk segera melakukan rehabilitasi lingkungan di daerah tambang yang akan ditutup Juni 2004.

Perwakilan Walhi, Radja Siregar, mengatakan kelima lembaga swadaya masyarakat (LSM) itu yakni Walhi, Tapal, Jatam, Elsam, dan Kontras.

LSM ini memberikan batas waktu selama sebulan kepada perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat itu untuk segera melakukan serangkaian tindakan terhadap kepentingan perbaikan lingkungan, khususnya di wilayah Teluk Buyat, Kab. Bolaang Mongondouw yang menderita kerugian oleh kegiatan perusahaan tersebut.

"Bila dalam masa tenggang tiga puluh hari sejak somasi dilayangkan ternyata NMR tidak mengambil tindakan sesuai dengan peraturan perundangan Indonesia dan internasional, maka kami akan menuntut secara perdata maupun pidana," katanya kepada wartawan di Jakarta kemarin.

Kelima LSM itu rencananya hari ini mengirimkan surat somasinya kepada kantor PT NMR dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.

Menurut Jatam, PT NMR telah membuang limbah batuan sisa (tailing) setiap harinya 2.000 m3 ke perairan Teluk Buyat, sehingga telah menimbulkan dampak lingkungan yang serius terhadap masyarakat maupun ekosistem di daerah tersebut.

LSM itu menyatakan unsur logam berat yang telah mencemari perairan teluk itu a.l. Hg, As, Pb, dan Sb yang berdampak rusaknya lingkungan dalam radius 1.00-150 meter dari ujung pipa tailing.

Sementara itu, Kurniawan Adi Nugroho, dari Koordinator Tapal, mengatakan masalah tersebut menjadi krusial karena perusahaan itu segera akan menyatakan tutup operasi pada Juni 2004.

Dia menegaskan perusahaan itu harus dulu memastikan penyelesaian masalah dampak lingkungan yang mereka tinggalkan sebelum mereka meninggalkan kegiatan tambangnya tersebut.

Berdasarkan catatan Bisnis, PT Newmont Minahasa Raya, sudah menutup kegiatan penambangan sejak Oktober 2001, sehingga yang tersisa adalah kegiatan produksi pengolahan bahan baku yang masih tersisa di area stockpile. (irs)

sumber: