LSM Adukan Beking Peti
LSM Adukan Beking Peti
Banjarmasin, BPost
Perebutan posisi sebagai penambang resmi di areal perjanjian kontrak pengusahaan penambangan batu bara (PKP2B) milik PT Arutmin Indonesia (AI) Satui, Tanah Bumbu, Batulicin sepertinya terus berkecamuk.
Hal ini terungkap, dimana salah satu wilayah tambang milik PT AI di Satui, tepatnya di Km 23 Desa Bukit Baru, sampai sekarang masih diperebutkan dua kelompok penambang yang masing-masing bersikukuh sebagai penambang resmi. Kedua penambang dimaksud yakni PT Berkat Bersujud (BB) dan Organisasi Karya Pemuda Nusantara (KPN).
Informasi yang diperoleh, perebutan areal tambang tersebut karena masing-masing mengaku memiliki surat penunjukan kerja (SPK) yang menyebutkan merekalah yang berhak sebagai kontraktor penambangan di areal yang sama.
Gusti Denny R, Direktur PT BR mengaku berhak melakukan penambangan di areal tersebut karena memiliki SPK dari perusahaan daerah (Perusda) Tanah Bumbu. Sedangkan, H Rusian sebagai kepala organisasi KPN mengaku juga berhak karena telah mengantongi SPK dari PT AI Satui.
Akibat perselisihan mengenai SPK terhadap areal tambang yang masih berada di areal PKP2B ini sempat memicu ketegangan yang mengarah bentrok fisik. Meski demikian untungnya, hal ini tidak sampai terjadi karena dari pihak PT BB meminta bantuan aparat Polsek Satui melakukan pengamanan.
Namun, munculnya aparat ini dituding oleh pihak H Rusian banyak berpihak kepada PT BR. H Rusian kepada sejumlah wartawan di Banjarmasin, Rabu (11/5) mengungkapkan, oknum aparat tersebut mengancam akan menangkap mereka apabila tetap bersikeras masuk sebagai penambang di areal tersebut. PT BB sendiri tetap diperbolehkan menambang karena telah memiliki SPK dari Perusda setempat.
"Hal ini dibuktikan dengan adanya bunyi SMS (short massage service) dari petinggi Polsek Satui kepada Denny yang berbunyi "bos silakan dilanjutkan kondisi masih aman," ungkap Rusian didampingi kuasa hukumnya Abdul Halim Shahab SH MH dan rekan.
Karena masalah tersebut, Kamis ini pihaknya berencana melaporkan persoalan tersebut ke Kapolda Kalsel Brigjen Drs Sudibyo.
Sementara, Denny dikonfirmasi tadi malam, membantah keras jika aksi penambangan perusahaannya dibekengi aparat setempat. "Tidak benar itu, Mas. Kedatangan atau turut campur aparat kemarin itu saya rasa masih wajar-wajar saja. Saat itu keadaan memang genting," katanya
sumber: