Lemahnya dolar AS dongkrak harga emas
Emas lebih menarik dibandingkan obligasi AS dan saham sebagai investasi alternatif, dan saat ini harganya dalam denominasi dolar meningkat ke posisi tertinggi sejak Juli 1988.
Sebagian besar pedagang, investor, dan analis memprediksi emas akan menguat pekan ini seiring dengan kebijakan Presiden George W. Bush untuk memangkas target pajak dan belanja militer yang dipastikan akan menekan dolar lebih rendah, ungkap survai Bloomberg.
"Empat tahun lagi, Bush memberi berkah bagi pasar emas - ada perang lagi, defisit lagi, dan divisi [pembagian] lagi, ujar Douglas Pollitt, Analis pada broker Pollitt & Co di Toronto seperti dikutip Bloomberg.
Harga emas untuk penyerahan segera meningkat US$1,91 atau 0,4% menjadi US$435,25 per ounce. Sebelumnya, harga logam mulia itu ditutup pada US$433,85, dan US$433,34 pada 5 November di
Emas penyerahan Desember turut meningkat sebesar 0,4% atau US$1,80 menjadi US$435,90.
Dengan demikian, harga emas telah melonjak 65%, sementara dolar AS turun 28% sejak Bush menjalankan pemerintahan pada 2001.
Di bawah kemudi Bush, perdagangan AS mengalami defisit yang membesar pada Agustus dan mencapai US$54 miliar sebagai rekor terbesar kedua AS. Angka defisit setara juga terjadi pada September.
Minyak merosot
Sementara menurut Reuters, harga minyak turun lagi dari posisi rekor kemarin seiring meredanya kekhawatiran soal pasok musim dingin.
Harga minyak jenis US light crude turun US$0,71 menjadi US$48,90 per barel, lebih rendah US$6,70 dibandingkan rekor US$55,67 pada 25 Oktober, sementara London Brent crude turun US$0,74 pada US$45,68 per barel.
Meningkatnya persediaan minyak mentah dan gas alam di AS dan tingginya biaya energi, sempat dikhawatir-kan menekan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan pasok musim dingin yang optimistis di utara, membuat para hedge fund memangkas posisi longnya di kontrak berjangka minyak mentah