Laju ekonomi RI terendah di Asia
JAKARTA (Bisnis): Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2004 terendah di Asia (4,5%), di saat kawasan ini bakal menikmati pertumbuhan paling dinamis tahun ini dan tahun depan.
ADB ?salah satu kreditor terbesar di Consultative Group for Indonesia (CGI)?menyebutkan penguatan perdagangan intra-regional dan menguatnya permintaan konsumen mendorong ekonomi
?Perekonomian Asia Timur dan Tenggara banyak mendapat keuntungan dari kenaikan impor Cina. Penguatan perdagangan intra-regional mampu mendorong perkembangan
Ifzal juga menyebut konsumsi menjadi mesin kedua pertumbuhan ekonomi
Peningkatan konsumsi, menurut dia, banyak dilahirkan dari kebijakan fiskal yang ekspansif, serta kebijakan moneter yang akomodatif dalam mendorong rendahnya tingkat suku bunga.
Dalam laporan itu, ADB juga mengungkapkan perlunya kawasan
Bagi
Subramaniam menyebutkan investasi asing di
Country Director ADB untuk Indonesia David J. Green bahkan menggarisbawahi, pengertian-pengertian hukum di
Selain itu, sebutnya, investor beranggapan kontrak-kontrak kerja di
Subramaniam menambahkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,5% tahun ini tidak cukup mampu menurunkan angka kemiskinan, yang pada 2003 lalu mencapai 17,4% dan 18,2% (2002).
?Penurunan tingkat kemiskinan tidak cukup besar, kenaikan upah belum menyentuh sektor pertanian, dan tambahan kerja tidak cukup mampu menyerap jumlah angkatan kerja baru dan lama.?
Data ADB ini berbeda dengan laporan Bank Dunia yang diluncurkan pekan lalu, bahwa tingkat kemiskinan di
Mengejutkan
Namun di sisi lain, ADB mengaku terkejut dengan laju pertumbuhan ekonomi
Subramaniam juga menilai kinerja inflasi cukup bagus dengan hanya 5,1%, tingkat bunga turun cukup besar, dari 12% menjadi 8,4%, nilai tukar rupiah stabil, dan ekspor lebih tinggi ketimbang 2002 yang kemudian mendorong penguatan cadangan devisa.
Namun, kata Daniel Lian, Ekonom Senior Morgan Stanley untuk kawasan Asia Tenggara, kestabilan makro dan menurunnya risiko (risk premium)?yang dicapai sepanjang 2003?tidak bisa menjadi ukuran keberhasilan satu perekonomian.
Dia berpendapat kepemimpinan (pascapemilu) yang efektif dan mendukung strategi pertumbuhan menjadi kunci bagi perkembangan perekonomian