Lagi, Jenazah ’Gurandil’ Ditemukan

.

BOGOR (Media): Tim Emergency Response Group (ERG) PT Aneka Tambang Tbk, kemarin kembali mengevakuasi satu jenazah dari terowongan Gunung Pongkor. Dengan penemuan korban gurandil (penambang emas liar) ini, berarti tinggal lima jenazah yang belum dievakuasi.

Seperti sebelumnya, jenazah langsung dibawa ke Gedung Serbaguna Pongkor di Perumahan Tegalega Permai, Kampung Parengpeng, yang jaraknya 9 km dari lokasi penambangan.

Setelah dilakukan identifikasi, jenazah tersebut bernama Sohe, 30, warga Kampung Sekarsari, Desa Kali Bunder, Kecamatan Jampang Surade, Sukabumi, Jawa Barat. Kondisi mayat sudah membusuk dan bengkak, sama seperti jenazah lainnya yang berhasil dievakuasi terdahulu.

Menurut Saripudin, staf Humas Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor PT Aneka Tambang Tbk, jenazah Sohe ditemukan di jarak 30 meter dari lift ke arah selatan. Kondisi gas CO (karbon monoksida) saat itu sebesar 100 ppm dengan jarak pandang sekitar satu meter karena asap tebal masih memenuhi setiap lorong. Jenazah tersebut baru bisa dievakuasi pada pukul 10.45 WIB.

Dalam upaya pencarian korban, kata dia, pihaknya mendapat bantuan alat pernapasan SCBA (Self Circuit Breathing Affaratus). Sebelumnya seluruh tim evakuasi sudah dilengkapi alat sejenis yaitu OBA (Oxygen Breathing Affaratus) milik PT Aneka Tambang.

Menembus gas

Dengan bantuan alat itu, tim bisa menembus gas racun CO. Sehingga untuk mengeluarkan jenazah Sohe tidak harus melalui lubang ventilasi di dinding gunung. Jenazah dievakuasi melalui lift di level 4 dengan ketinggian 690 meter dari atas permukaan laut.

"Alat itu bantuan dari Pusat Pendidikan dan Latihan Kebakaran (Pusdiklatkar) DKI Jakarta di Ciracas, Jakarta Timur. Dengan alat tambahan ini sangat membantu kami, sehingga diharapkan pencarian korban bisa maksimal," ujar Saripudin, juga relawan ERG yang ikut proses evakuasi para korban di Gunung Pongkor kepada Media.

Sebelum jenazah Sohe ditemukan, ada lima anggota tim yang ditugaskan mencari korban. Sebelum tim bertugas, lokasi yang akan mereka masuki masih diliputi asap tebal terutama pada level 1. Alat pengukur gas di setiap level menunjukkan kadar gas CO-nya 100 ppm.

Mereka, kata Saripudin, melakukan evakuasi dan masuk melalui terowongan di blok Ceker pukul 07.30 WIB. Tim masuk ke lorong menggunakan lori sebelum sampai di level 1. Pada hari itu, proses pencarian korban tidak lagi dilakukan dari atas gunung.

Meski demikian, puluhan warga tetap bertahan di atas gunung untuk melihat proses evakuasi. Sejumlah aparat keamanan, baik satpam maupun Brimob mengamankan lokasi agar warga tidak mendekati lubang yang mengeluarkan asap beracun itu.

Hanya satu tim yang meluncur ke level 4 dengan dilengkapi SCBA dan OBA. Mereka menembus asap tebal dan beracun di setiap level yang dilewati. Setibanya di level 4, tim mengarah ke selatan dan menuju ke salah satu lorong. Sekitar 30 meter tim berjalan, mereka menemukan Sohe dengan posisi terlentang dan berdekatan dengan blower.

Sementara itu, pihak Puslabfor Polri belum berhasil mendeteksi sumber api yang menimbulkan asap beracun sehingga menewaskan para gurandil. Namun, tambah Saripudin, Minggu (7/3) malam, Divisi Kesehatan Kerja dan Divisi Hiperkes (Higienis Perusahaan dan Kesehatan Kerja) PT Aneka Tambang yang dibantu dari tim Puslabfor Mabes Polri melakukan uji coba dengan membakar kayu. Ternyata hasil pembakaran kayu, asapnya mengandung gas CO saat diukur kadarnya sebesar 50 ppm. Uji coba ini menguatkan kesimpulan asap berasal dari kayu yang dibakar gurandil. Tapi, gurandil yang selamat dari kejadian itu tetap berpendapat, asap berasal dari ban karet yang sengaja dibakar oleh seseorang untuk mengusir mereka dari dalam lubang.

Sohe adalah mayat kedelapan yang berhasil dievakuasi. Ketujuh mayat sebelumnya, Haris Purwadi (karyawan PT Antam), Eman, Abas, Oman, Iyan, Heri, dan Jabir. Seluruhnya sudah diambil oleh keluarganya masing-masing. (HW/J-3)

sumber: