Laba Bumi bakal berkurang 10%
Bisnis, 12 Juli 2005
"Yang kami produksi saat ini dijual dengan harga US$18 hingga US$19 per ton dengan biaya US$20 hingga US$21 per ton. Itu akan menurunkan perkiraaan kinerja keuangan kami sekitar 5% hingga 10%," ujar Dirut Bumi Ari S. Hudaya.
Namun, dia tidak bersedia memberikan perkiraan kinerja keuangan perusahaan yang menjadi eksportir terbesar itu secara lebih detil lagi.
Seperti diketahui, pemerintah akan menaikkan harga solar yang digunakan oleh perusahaan pertambangan mulai 1 Agustus 2005 untuk mengurangi pembayaran subsidi.
Pendapatan bersih Bumi meningkat hingga sekitar 10 kali lipat menjadi Rp1,21 triliun (US$124 juta) pada tahun lalu dari Rp107,57 miliar per akhir 2003, diuntungkan oleh subsidi bahan bakar.
Bumi diperkirakan akan membukukian laba bersih per saham sebesar Rp127,66 pada tahun ini, dari Rp62,45 per lembar saham pada 2004.
Bumi menjadi eksportir batu bara terbesar di
Ari mengatakan Bumi akan meningkatkan produksi batu baru hingga 20% tahun ini.
Sejak 1 Maret, pemerintah menetapkan harga solar untuk industri sebesar Rp2.200 per liter, naik 33,33% dari Rp1.650 sebelumnya.
"Semua bahan bakar yang kami pakai adalah solar untuk industri. Sebelum subsidi dikurangi, biaya bahan bakar sekitar 13% dari total seluruh biaya kami. Jika dikurangi, persentase bahan bakar itu akan naik menjadi 25%. Itu akan sangat berpengaruh," jelas Direktur Bumi Eddie Soebari.
Sementara, Ari mengatakan biaya sebesar US$21 untuk satu ton batu bara dinilai masih kompetitif selama
Saham Bumi tahun ini naik sekitar 5%, jauh lebih rendah dari kenaikan indeks harga saham gabungan yang menjadi acuan yaitu 11%.
sumber: