Laba Bersih 2003 PT INCO Tbk Naik Tiga Kali Lipat

 

MinergyNews.Com, 10 Februari 2004, Jakarta - Dalam siaran pers (5/2) PT International Nickel Indonesia Tbk. (“PT Inco�) dijelaskan bahwa laba bersih 2003 naik lebih dari tiga kali lipat menjadi $104.2 juta ($0,42 per saham) dari $30,3 juta ($0,12 per saham) pada tahun 2002.

Laba bersih pada triwulan keempat tahun 2003 adalah $39,2 juta ($0,16 per saham), hampir tujuh kali lipat dari nilai periode yang sama tahun lalu sebesar $5,7 juta ($0,02 per saham).

President and Chief Executive Officer PT Inco Bing R. Tobing mengatakan produksi tahunan sebesar 155 juta pon nikel dalam matte merupakan rekor tertinggi dalam sejarah dan jauh di atas target awal tahun 2003 sebesar 140 juta pon.

“Hasil yang sangat baik ini kami capai dengan memperbaiki metoda penambangan dan pencampuran bijih nikel, meningkatkan penyediaan tenaga listrik untuk tanur listrik dan meningkatkan waktu kerja di pabrik pengolahan dan utililitas melalui praktek dan sistem pemeliharaan yang lebih baik. Lebih dari itu, hasil yang melampaui target ini dicapai meskipun Tanur Listrik No.3 yang dipugar baru kembali berproduksi dengan kapasitas penuh pada akhir Februari 2003. Tidak perlu ada pemugaran tanur listrik lagi sampai setidaknya tahun 2006 – 2007,� ujar Bing Tobing.

Strategi utama bisnis PT INCO Tbk adalah ekspansi yang menguntungkan. Pada tahun 2004, PT INCO Tbk mengantisipasi peningkatan produksi melebihi kapasitas rancang pabrik pengolahan kami menjadi 160 juta pon, sambil makin meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

"Kami berusaha terus meraih manfaat dari harga nikel yang kuat dan terus meningkat. Pada saat yang sama kami mengurangi hutang jangka panjang dengan pembayaran sebesar $77 juta pada tahun 2003. Saldo hutang jangka panjang kami saat ini adalah $192,3 juta", ujar Bing Tobing.

PT Inco merealisasikan harga jual nikel dalam matte rata-rata sebesar $8.618 per ton ($3,91 per pon) pada triwulan keempat tahun 2003, yang merupakan kenaikan tajam dari harga rata-rata sebesar $5.401 per ton ($2,45 per pon) pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Untuk tahun 2003, realisasi harga jual nikel dalam matte rata-rata sebesar $7.117 per ton ($3,23 per pon), meningkat dari $5.114 per ton ($2,32 per pon) di tahun 2002. Sesuai dengan kontrak-kontrak jangka panjang PT Inco dalam dollar Amerika Serikat, harga jual nikel dalam matte ditentukan dengan menggunakan formula yang didasarkan pada harga tunai nikel di Bursa Logam London.

Produksi nikel dalam matte pada triwulan keempat tahun 2003 meningkat menjadi 17.300 ton (38,1 juta pon) dari 12.300 ton (27,2 juta pon) pada periode yang sama tahun 2002. Produksi nikel sepanjang tahun 2003 adalah 70.200 ton (154,8 juta pon), meningkat dari 59.500 ton (131,2 juta pon) pada tahun 2002.

Biaya tunai produksi per unit pada triwulan keempat tahun 2003 meningkat 11 persen menjadi $1,76 dari $1,59 pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan penggunaan dan kenaikan harga High Sulfur Fuel Oil (HSFO) menjadi rata-rata $26,72 per barel dari $22,90 per barel pada triwulan keempat tahun 2002, dan juga oleh peningkatan penggunaan dan kenaikan biaya bahan dasar lainnya.

Untuk meningkatkan produksi ditengah menguatnya pasar nikel, PT Inco meningkatkan kapasitas listrik dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel yang lebih mahal daripada pembangkit listrik tenaga air yang sudah ada.

Penghasilan kas dari kegiatan operasi sebelum pengeluaran barang modal membukukan nilai $251,5 juta pada 2003, termasuk $76,2 juta yang dihasilkan pada triwulan keempat, dibandingkan dengan $100,4 juta pada 2002. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan penerimaan tunai dari pelanggan sebesar $208,4 juta, yang dikurangi dengan kenaikan pembayaran kepada pemasok sebesar $28,0 juta dan kenaikan biaya karyawan sebesar $10,3 juta dari tahun 2002.

Pengeluaran barang modal pada tahun 2003 meningkat menjadi $45,1 juta dari $44,8 juta pada tahun 2002. Dengan demikian, penerimaan arus kas bersih setelah pengeluaran barang modal, pembayaran kembali hutang dan pembayaran dividen adalah $110,8 juta pada tahun 2003, dibandingkan pengeluaran arus kas bersih sebesar $21,0 juta pada tahun 2002.

sumber: