Kutim Bangun Tol 150 Km Untuk Angkut Batubara-CPO dari Muara Wahau ke Maloy
SANGATTA - Kaltimpos, 10 Maret 2004 -
“Perusahaan pertambangan tak perlu lagi khawatir untuk mengangkut batubaranya ke pelabuhan. Demikian juga perusahaan perkebunan yang menghasilkan cruide palm oil (CPO), bisa memanfaatkan jalan tersebut. Ini sebagai alternatif, sehingga tidak merusak jalan umum yang ada,� kata Bupati Kutim H Mahyudin ST MM ketika bertemu dengan 13 perusahaan pertambangan di
Menurutnya, investor yang ingin membangun jalan tol dari Muara Wahau–Maloy sudah siap. Kalau perusahaan pertambangan dan perkebunan kelapa sawit siap memanfaatkan jalan tersebut, pihak investor akan segera membangunnya.
Pada kesempatan ini, dia menawarkan kepada perusahaan pertambangan, terutama yang mempunyai lokasi antara Kongbeng, Muara Wahau, Telen, Bengalon, atau Kaliorang agar nantinya bisa memanfaatkan jalan tol tersebut. Apabila perusahaan pertambangan membuat jalan sendiri, dinilai tidak efisien dan justru bisa membuat biaya lebih besar.
“Perusahaan pertambangan nantinya bisa memanfaatkan jalan tersebut dan hanya membayar berapa dolar sesuai kesepakatan bersama. Dalam jangka waktu tertentu, jalan itu akan dikelola investor tersebut dan kemudian nantinya diserahkan ke Pemkab Kutim. Sehingga Pemkab tidak akan mengeluarkan biaya dalam pembangunan jalan tol itu,� kata Mahyudin.
Sejumlah investor pertambangan batubata yang hadir pada pertemuan itu menyambut baik rencana pembangunan jalan tol Muara Wahau–Maloy sepanjang sekitar 150 km tersebut. Sehingga akan mengurangi biaya dalam pembuatan jalan untuk angkutan batubara ke pelabuhan Maloy atau Bual-bual yang direncanakan ke depan.
Menurut Mahyudin, pihaknya bersama investor akan membangun pelabuhan untuk angkutan batubara dan CPO di Bual-bual.
Kenapa tak memanfaatkan pelabuhan Maloy yang ada sekarang? Dari kajian yang dilakukan, pelabuhan Maloy cukup bagus, namun sekitar 1 km sampai 2 km dari pelabuhan terjadi sidementasi sehingga ada pedangkalan, sehingga akan menganggu kelancaran angkutan kapal ketika keluar laut karena terganggu penumpukan pasir..
Berbeda dengan Bual-bual, kedalaman laut di