Kutai Timur Bangun Jalan Tol: Untuk Angkut Batubara-CPO dari Muara Wahau ke Maloy
SANGATTA - KaltimPost - Guna mendukung pengangkutan hasil-hasil produksi di Kutai Timur, khususnya di Kecamatan Kombeng, Telen, Muara Wahau, dan Kaliorang maupun Bengalon, Pemkab Kutim merencanakan membangun jalan tol atau diistilahkan jalan industri dari Muara Wahau ke Maloy.
“Perusahaan pertambangan tak perlu lagi khawatir untuk mengangkut batubaranya ke pelabuhan. Demikian juga perusahaan perkebunan yang menghasilkan crude palm oil bisa memanfaatkan jalan tersebut. Ini sebagai alternatif, sehingga tidak merusak jalan umum yang ada,� kata Bupati Kutim H Mahyudin ST MM ketika bertemu dengan 13 perusahaan pertambangan di Jakarta belum lama ini.
Menurutnya, investor yang ingin membangun jalan tol dari Muara Wahau– Maloy sudah siap. Kalau perusahaan pertambangan dan perkebunan kelapa sawit siap memanfaatkan jalan tersebut, pihak investor akan segera membangunnya.
Pada kesempatan ini, dia menawarkan kepada perusahaan pertambangan, terutama yang mempunyai lokasi antara Kongbeng, Muara Wahau, Telen, Bengalon atau Kaliorang agar nantinya bisa memanfaatkan jalan tol tersebut. Apabila perusahaan pertambangan membuat jalan sendiri, dinilai tidak efesien dan justru bisa membuat kos lebih besar.
“Perusahaan pertambangan nantinya bisa memanfaatkan jalan tersebut dan hanya membayar berapa dolar sesuai kesepakatan bersama. Dalam jangka waktu tertentu, jalan itu akan dikelola investor tersebut dan kemudian nantinya diserahkan ke Pemkab Kutim. Sehingga Pemkab tidak akan mengeluarkan biaya dalam pembangunan jalan tol itu,� kata Mahyudin.
Sejumlah investor pertambangan batubara yang hadir pada pertemuan itu menyambut baik rencana pembangunan jalan tol Muara Wahau–Maloy sepanjang sekitar 150 km tersebut. Sehingga akan mengurangi biaya dalam pembuatan jalan untuk angkutan batubara ke pelabuhan Maloy atau Bual-bual yang direncanakan ke depan.
Menurut Mahyudin, pihaknya bersama investor akan membangun pelabuhan untuk angkutan batubara dan CPO di Bual-bual. Kenapa tak memanfaatkan pelabuhan Maloy yang ada sekarang? Dari kajian yang dilakukan, pelabuhan Maloy cukup bagus, namun sekitar 1 km sampai 2 km dari pelabuhan terjadi sidementasi sehingga ada pedangkalan.
Berbeda dengan Bual-bual, kedalaman laut di sana sekitar 20 m dan menjorok ke laut lagi mencapai 40 meter. Sehingga untuk dibuat pelabuhan sangat ideal sekali. Meski pelabuhan Maloy memiliki kedalaman sekitar 20 meter, namun ada sedimentasi pasir dan pendangkalan, sehingga akan menganggu kelancaran angkutan kapal ketika keluar laut karena terganggu penumpukan pasir. (hms3)