Konsumsi batu bara 2006 naik 5%

Konsumsi batu bara 2006 naik 5%

Bisnis, 30 Desember 2005

 

YOGYAKARTA: Porsi pasokan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri selama 2006 diperkirakan tetap kecil, kenaikan hanya mencapai 5% atau naik dari 30% pada 2005 menjadi 35% dari total produksi selama 2006.

Kenaikan yang relatif kecil itu disebabkan tersendatnya pembangunan sejumlah pembangkit yang menggunakan bahan bakar batu bara dan belum optimalnya program energy mix yang ditargetkan akan mencapai hasil pada 2025.

Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Jeffrey Mulyono memperkirakan tahun depan produksi batu bara nasional mencapai 165 juta ton hingga 175 juta ton.

Sementara tahun ini ditargetkan 155 juta ton dan diperkirakan hanya terealisasi 150 juta ton akibat terhalang oleh musim hujan yang menghambat proses produksi tambang.

"Dari 165 juta ton hingga 175 juta ton itu, sekitar 35% akan dimanfaatkan untuk dalam negeri," katanya di sela-sela Bedah Buku Karya A.R. Soehoed yang berjudul Sejarah Perkembangan Pertambangan PT Freeport Indonesia Provinsi Papua di Hotel Sahid Raya Yogyakarta, kemarin.

Jeffrey mengungkapkan porsi kebutuhan domestik memang akan terus meningkat seiring tumbuhnya permintaan batu bara untuk pembangkit dan industri. Bahkan diperkirakan pada 2025 porsi kebutuhan domestik bisa mencapai 80% dari produksi menjadi 250 juta ton dari 300 juta ton yang ditargetkan. "Sebenarnya, pencapaian itu produksi bisa dipercepat, tapi tergantung pemerintah."

Dia menuturkan sejumlah pembangkit berbahan bakar batu bara memang dijadwalkan akan beroperasi tahun depan, industri tekstil, misalnya, juga banyak yang beralih ke batu bara, belum lagi pemanfaatan batu bara sebagai bahan baku briket.

"Tapi membangun pembangkit tidak cukup dalam setahun, tahun depan itu pembangkit baru masuk commissioning, jadi kebutuhan batu baranya masih kecil sekali," katanya.

Dia menambahkan kebutuhan batu bara industri tekstil dan pabrik briket pun tahun depan tak lebih dari satu juta ton.

sumber: