Komisi VIII Setujui Rencana Divestasi Saham PT Timah
(Suara Karya): Komisi VIII DPR RI menyetujui rencana divestasi saham pemerintah di PT Timah sebesar 14 persen. Pasalnya, divestasi tersebut untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Demikian disampaikan oleh Dirut PT Timah Tbk, Tobrani Alwi usai bertemu dengan komisi VIII DPR Jakarta, Selasa (6/7). Menurutnya, komisi VII DPR RI pada prinsipnya mendukung pelaksanaan divestasi 14 persen atau sekitar 70 juta lembar saham PT Timah sejalan dengan meningkatnya kinerja perusahaan.
"Komisi VIII pada prinsipnya mendukung tapi keputusannya nanti diputuskan di Komisi XI," ujarnya.
Mengenai pelaksanaan divestasi, dia menjelaskan, pelaksanaannya terserah pemerintah tapi PT Timah menghendaki divestasi tersebut dapat dilakukan pada tahun ini. "Kita maunya divestasi dilaksanakan tahun ini, tapi ini tergantung pemerintah," kata Thobrani.
Untuk harga, ia menambahkan, pihaknya mengharapkan harganya dapat berkisar sekitar Rp 2500/lembar saham. Ketika ditanya apakah akan mengeluarkan saham baru, ia memastikan tidak ada saham baru.
Disisi lain ia juga mengatakan PT Timah berencana meningkatkan produksi batubara sebesar 43 persen menjadi 1 juta ton tahun depan untuk mengambil keuntungan dari tingginya harga batubara dunia.
"Kita akan meningkatkan produksi di lahan pertambangan batu bara di Kalsel, sehingga pada 2005 produksinya diupayakan mencapai satu juta ton," tukasnya.
Ia mengakui, saat ini pihaknya mendapatkan permintaan untuk mensuplai batu bara dari perusahanaan LG Korea dan Mitshubishi Jepang
"Untuk LG jumlahnya masih dalam skala kecil, sementara untuk Mitsubishi mereka minta seberapa adanya. Tapi kita baru bisa memberikan apabila harganya sesuai. Jadi semua tergantung pada harga dan selama ini baru ke LG dan mungkin tahun depan bisa ke LG atau Mitsubishi," katanya.
Saat ini, kata Thobrani, pihaknya tengah melakukan sedang bernegosiasi dengan Mitsubishi untuk menjual batubara ke perusahaan Jepang tersebut.
"Dari rencana produksi 1 juta ton nantinya sebagian akan dijual ke LG dan sisanya akan di berikan kepad perusahan lainnya. Untuk Mitsubishi belum tahu berapa jumlahnya, tapi pada prinsipnya kita setuju asal harganya cocok yaitu sekitar 40 dolar AS per ton," tegasnya.
Seperti diketahui, batubara yang dihasilkan Timah, merupakan produsen timah terintegrasi terbesar di dunia, berasal dari tambang PT Tanjung Alam jaya di Kalsel yang dibeli Timah tahun lalu.
Bulan Juni lalu Timah menandatangani kontrak ekspor batubara senilai 16 juta dollar AS dengan perusahaan Korsel LG Metals. Berdasarkan kontrak ini Timah akan mengekspor 50,000 ton perminggu ke LG.