Kinerja Keuangan Telkom, Timah, Antam, dan PGN Membaik

Untuk kuartal pertama tahun 2005 Telkom berhasil membukukan penjualan Rp 9,35 triliun dibandingkan Rp 7,76 triliun pada Maret 2004. Sementara laba bersihnya naik menjadi Rp 1,70 triliun dari sebelumnya Rp 1,65 triliun pada Maret 2004.

Untuk kinerja tahun 2004 lalu, Telkom membukukan laba bersih sebesar Rp 6,129 triliun dibandingkan dengan laba bersih pada tahun 2003 yang sebesar Rp 6,087 triliun.

Telkom baru menyampaikan laporan keuangannya kepada Bursa Efek Jakarta Senin (2/5) kemarin. Laporan ini terlambat dari jadwal tanggal 31 Maret 2005. Laporan tahunan Telkom keluar bersamaan dengan laporan keuangan kuartal pertamanya.

Laba usaha Telkom 2004 menurun dari Rp 15,139 triliun menjadi Rp 13,927 triliun pada tahun 2004. Di sisi lain, beban usahanya naik dari Rp 15,139 triliun menjadi Rp 20,020 triliun karena meningkatnya biaya-biaya. Telkom juga mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp 1,220 triliun dibandingkan dengan keuntungan karena selisih kurs sebesar Rp 126,121 miliar pada tahun 2003.

Sementara itu, pendapatan 2004 naik dari Rp 27,115 triliun menjadi Rp 33,947 triliun. Porsi pendapatan ini masih didominasi oleh pendapatan dari sambungan telepon tetap dan telepon seluler.

Dalam keterangan persnya, Serikat Pekerja Telkom (Sekar Telkom) mendesak agar Menteri Komunikasi dan Informasi mencabut Keputusan Menteri Nomor 28, 29, dan 30 Tahun 2004. Keputusan menteri mengenai kode akses ini dianggap Sekar tidak adil terhadap Telkom dan membahayakan Telkom ke depan.

BUMN Pertambangan

Sementara itu, badan usaha milik negara lainnya yang bergerak dalam bidang pertambangan adalah PT Timah dan Aneka Tambang yang juga melaporkan kinerjanya selama kuartal pertama tahun 2005 ini.

Timah melaporkan mencapai laba bersih sebesar Rp 57,4 miliar, meningkat 180 persen dibandingkan dengan laba bersih sebelumnya selama periode yang sama pada tahun 2003 yang sebesar Rp 20,5 miliar. Pencapaian laba tersebut disebabkan oleh kenaikan harga timah, menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dan membaiknya kinerja operasi.

Harga rata-rata timah selama triwulan pertama 2005 lebih tinggi 25,6 persen menjadi 8.356 dollar AS per metrik ton dibandingkan tahun lalu sebesar 6.651 per metrik ton. Nilai tukar rata-rata rupiah terhadap dollar AS juga naik 9,7 persen dari Rp 8.451 menjadi Rp 9.272 per dollar AS.

Volume penjualan logam timah selama triwulan pertama ini sebanyak 9.184 metrik ton lebih tinggi 11,3 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebanyak 8.253 metrik ton. Penerimaan penjualan timah selama triwulan pertama 2005 juga naik 62,5 persen dibandingkan dengan periode sama tahun 2004 lalu.

Sedangkan Aneka Tambang membukukan kenaikan laba bersih 33,18 persen. Laba bersih Aneka Tambang sebesar Rp 195,594 miliar dari sebelumnya Rp 146,860 miliar. Kenaikan ini ditunjang peningkatan penjualan bersih sebesar Rp 599,930 miliar atau naik 6,07 persen dari triwulan pertama sebesar Rp 565,577 miliar.

Harga rata-rata nikel selama triwulan pertama ini naik tujuh persen menjadi 6,56 per pon.

PGN naik 34 persen

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) mencatat kenaikan laba bersih triwulan pertama 2005 sebesar 34 persen atau sebesar Rp 49,9 miliar menjadi Rp 197,5 miliar dibanding laba bersih triwulan pertama 2004 yang sebesar Rp 147,6 miliar.

Menurut Widyatmiko Bapang, Sekretaris Perusahaan PGN, peningkatan laba bersih disebabkan meningkatnya pendapatan operasional PGN dari distribusi dan transmisi gas. Khususnya peningkatan transportasi gas melalui pipa transmisi dari Grissik ke Singapura.

Kinerja usaha PGN triwulan pertama 2005 ini mengalami perkembangan positif yang ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan sebesar 31 persen dari Rp 921,9 miliar pada triwulan pertama 2004 menjadi Rp 1,2 triliun. Peningkatan pendapatan dikontribusikan dari peningkatan pendapatan bisnis distribusi dan dari bisnis transmisi.

Pendapatan dari bisnis distribusi naik sebesar 23 persen akibat naiknya volume penjualan gas untuk memenuhi permintaan pelanggan industri dan kenaikan harga jual kepada pelanggan distribusi. Pendapatan triwulan pertama tercatat sebesar Rp 951,3 miliar dibanding triwulan pertama 2004 yang mencapai Rp 771,7 miliar.

Kenaikan ini disebabkan adanya tambahan pasokan gas dari Jatirarangon untuk daerah Jawa bagian Barat dan dari Kodeco untuk Jawa Timur, ditambah dengan mulai beroperasinya Batam Distribution Network (BDN) pada triwulan ini.

Pendapatan dari bisnis Transmisi terus meningkat secara signifikan terkait pengoperasian jaringan pipa transmisi Grissik-Singapura yang mulai beroperasi sejak September 2003.

Pendapatan dari transmisi triwulan pertama 2005 meningkat 71 persen dari Rp 149 miliar di triwulan pertama 2004 menjadi Rp 255,2 miliar di triwulan I 2005.

Laba usaha triwulan persen 2005 meningkat sebesar 99,8 persen menjadi Rp 382 miliar dibandingkan dengan laba usaha triwulan persen 2004 yang sebesar Rp 191 miliar. Kenaikan tajam laba usaha disebabkan beban usaha yang relatif stabil sementara pendapatan meningkat dengan signifikan.

Memerhatikan kinerja usaha triwulan pertama ini, Widyatmiko optimis ke depan PGN akan lebih baik lagi karena kemajuan proyek pipa transmisi dari distribusi yang masih sesuai rencana.

 

sumber: