Kerusakan Lingkungan di Kalsel Parah
Banjarmasin, BPost
Kerusakan lingkungan di Kalimantan Selatan sudah termasuk kategori parah, malah bisa disebut kronis. Aktivitas penambangan tanpa izin dan penebangan hutan liar merupakan penyumbang terbesar kerusakan lingkungan di wilayah ini. Kerugian akibat aktivitas tersebut mencapai Rp3,2 triliun.
Demikian dikemukakan Gubernur Kalsel, Sjachriel Darham di sela-sela peringatan Hari Lingkungan Hidup Internasional yang digelar di halaman Rektorat Unlam, Rabu (30/6).
"Kerusakan lingkungan di Kalimantan Selatan sudah kronis. Kita sudah menghitung dan kerugiannya sampai Rp3,2 trilun. Tahun 2002 kita sudah mengajukan
Lebih lanjut dikatakan, kerusakan lingkungan terjadi akibat ulah manusia, termasuk kebijakan pemerintah yang tidak ramah lingkungan. Lemahnya pengawasan di tingkat lapangan juga turut menyumbang parahnya kerusakan lingkungan.
"Kebijakan nasional terkadang sangat menguntungkan perusahaan dan daerah hanya kena dampaknya saja. Kini sudah saatnya kebijakan yang menyangkut hutan dan tambang serta laut diserahkan kepada daerah supaya mudah dalam pengawasan," katanya berharap.
Keuntungan aktivitas pengerukan kekayaan alam tak sesuai dengan rusaknya lingkungan. Oleh karena itu Sjachriek mengajak agar mengkaji kembali segala kebijakan kemudian merumuskan kebijakan baru yang ramah lingkungan.
"Bayangkan saja, dalam sehari kerugian hutan kita mencapai Rp83 miliar. Jalan Pelaihari-Batulicin, Martapura-Kandangan rusak berat akibat dilintasi truk batu bara, truk hutan dan kini kelapa sawit. Seharusnya ada jalan khusus untuk itu," sesalnya.
Langkah yang akan ditempuh Sjachriel untuk mengatasi hal tersebut adalah mengundang seluruh bupati/walikota untuk rapat koordinasi mencari solusi terbaik, terutama mencarikan lahan khusus untuk lintasan truk tersebut.
Pada kesempatan itu, Sjachriel juga menyampaikan penghargaannya kepada Unlam yang berinisiatif membangun sebuah hutan
Hutan kota tersebut seluas 2 hektar dan ditanami 800 pohon jenis palem, matoa dan lainnya, untuk menambah rindangnya kampus yang berada di dalam kota. Harapannya, pencemaran udara, khususnya yang ditimbulkan asap kendaraan, sedikit dapat terkurangi.
Gubernur Kalsel Sjachriel Darham, Walikota Banjarmasin Midpai Yabani dan Rektor Unlam Alfian Noor secara simbolis memulai penanaman hutan