Keluar dari Krisis Listrik dengan Energi Alternatif
Keluar dari Krisis Listrik dengan Energi Alternatif
Kompas, 24 Agustus 2005
ÂÂ
Krisis energi listrik sudah di depan mata. Padamnya listrik di Jawa-Bali merupakan pertanda bahwa pasokan listrik dalam sistem interkoneksi sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan industri yang terus meningkat. Ditambah dengan harga BBM yang melonjak, maka upaya lebih menggiatkan penggunaan energi alternatif non-BBM di
Menurut Dr Kurtubi, Direktur CPEES (Center for Petroleum and Energy Economics Studies), agar masyarakat tidak terancam ketahanan ekonomi dan keamanannya,
Terlebih lagi sumber energi alternatif seperti biodiesel, cocodiesel, dan etanol dari tumbuhan, yang dapat menciptakan banyak lapangan kerja di pedesaan.
Ali Herman Ibrahim, Direktur Pembangkitan dan Energi Primer PT PLN (Persero), dalam seminar di BPPT Juli lalu mengemukakan, pemanfaatan energi alternatif untuk pembangkit listrik layak secara teknis dan ekonomis. Pemanfaatannya bisa dimulai dari skala kecil mulai dari listrik pedesaan, khususnya di luar Jawa.
Hal ini dapat dilakukan oleh pihak swasta dan PLN dengan pola kemitraan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan dana.
Peran minyak dunia memang akan digantikan oleh energi baru dan terbarukan sedangkan peran gas dan batu bara relatif stabil. Dalam cetak biru pengelolaan energi nasional
Riset energi
Sejalan dengan upaya pemanfaatan energi alternatif, Rapat Koordinasi Nasional bidang Riset Teknologi menetapkan Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek 2005–2009 untuk penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan. Prioritasnya adalah pengembangan teknologi dan pemanfaatan batu bara dan gas. Pemanfaatan batu bara akan berkontribusi 20 persen dan gas 27 persen pada pasokan energi nasional pada tahun 2009. Tahun 2025 baik batu bara dan gas akan naik jadi 30 persen.
Untuk itu telah disusun road map pengembangan energi baru dan terbarukan dari 2005 hingga 2025. Pengembangannya dibagi dalam tiga tahap: jangka pendek, menengah, dan panjang. Roadmap mencakup pemasaran, produksi, teknologi eksplorasi, penelitian, dan pengembangan.
Maka ada penelitian dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan kalori batu bara muda (upgrade brown coal), serta pencairan dan gasifikasi batu bara. Sedangkan dalam pemanfaatan gas alam dibangun Mini LNG, pemanfaatan LNG untuk transportasi dan pembuatan dimetil eter.
Geotermal diarahkan menjadi sumber energi pembangkit listrik tenaga uap. Selain itu dikembangkan sistem konversi energi angin, air, surya, dan energi arus laut yang efisien. Sedangkan untuk biofuel yang meliputi biodiesel, bioetanol, dan bio-oil, dilakukan budidaya, pengolahan, hingga pemanfaatannya sebagai sumber energi.
Untuk pemanfaatan energi nuklir ada kajian tekno-ekonomi bahan bakar nuklir. Sedangkan fuel cell dikembangkan antara lain sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
sumber: