SUNGAILIAT –– Maksud hati jauh-jauh merantau ke Pulau Bangka untuk memperbaiki nasib, malah ajal yang menjemput. Nasib tragis ini dialami dua pendatang asal Lampung, Sunardi (28) dan Dwiyono (25), keduanya terkubur longsoran tanah tambang inkonvensional (TI) Air Bakung Kecamatan Pemali. Dua pekerja TI ini merupakan korban keenam dan ketujuh yang tewas akibat kecelakaan kerja di TI selama satu bulan terakhir di Bangka. Peristiwa yang memakan korban jiwa ini terjadi, Selasa (31/1).
Rekan-rekan almarhum ditemui di RSUD Sungailiat mengungkapkan kejadian bermula ketika lima pekerja TI asal Lampung bekerja di TI Air Bakung Pemali milik Akiong warga Tambang 23.
Mereka berbagi tugas, Poniran menyemprotkan air sedangkan Sunardi dan Dwiyono membersihkan tanah serta mencangkul dalam camui. Sementara dua pekerja lainnya berada di atas.
Sekitar pukul 12.30 WIB, tiba-tiba terjadi longsor. Ketiga orang tadi berusaha menghindar. Poniran berhasil lolos dari maut, naas Sunardi dan Dwiyono terjatuh setelah bertabrakan saat menyelamatkan diri. Akibatnya, kedua orang ini terkubur hidup-hidup.
Rekan-rekan korban dibantu pekerja lain berusaha menolong. Namun mereka kesulitan karena tebalnya tanah yang menimpa. Setelah sekitar satu jam menggali dan menyemprot, pada pukul 13.30 WIB kedua korban ditemukan sudah tidak bernyawa.
Lalu diputuskan membawa kedua jenazah ke RSUD Sungailiat. Tim Medis RSUD Sungailiat memastikan korban meninggal akibat kehabisan nafas.
Poniran ditemui di RSUD Sungailiat mengatakan, longsor terjadi tiba-tiba. Saat mengetahui tanah longsor, mereka telah berusaha menghindar. Namun kedua rekannya saling bertabrakan dan terjatuh lantas terkubur.
“Saya sendiri berhasil menjauh dan saya lihat mereka sudah tidak ada lagi,� ungkap Poniran.
Sementara pemilik TI, A Kiong berjanji akan membantu pembiayaan pemulangan jenazah pekerjanya tersebut ke Lampung. “Mau bagaimana lagi ini musibah dan saya akan berusaha membantu memulangkan jenazah keduanya,� ujar A Kiong. (die) |