Kecerobohan Freeport di Papua Disorot Pers Amerika Serikat
Kecerobohan Freeport di Papua Disorot Pers Amerika Serikat Republika, 11 Januari 2005
NEW YORK -- Surat kabar terkemuka The New York Times (NYT) menyorot PT Freeport McMoran. Senin (9/1), NYT mengangkat pencemaran lingkungan dan pembayaran terhadap militer Indonesia dalam editorialnya. Koran itu melakukan investigasi di Papua.
NYT menilai pencemaran lingkungan dan pembayaran terhadap militer Indonesia merupakan kecerobohan dan memprihatinkan. \'\'Freeport McMoran merupakan salah satu pembuat polusi lingkungan paling ceroboh di Indonesia,\'\' tulis surat kabar terbitan New York tersebut. Aktivitas Freeport di Papua memiliki pengaruh yang besar. Perusahaan tersebut telah menyediakan lapangan kerja bagi 18 ribu orang dan diperkirakan telah memberi keuntungan langsung atau tidak langsung kepada Indonesia senilai 33 miliar dolar AS sejak 1992 hingga 2004, atau hampir dua persen dari produk domestik bruto Indonesia.
Namun, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan pun dinilai NYT cukup memprihatinkan. Sejauh ini penambangan yang dilakukan Freeprot telah memproduksi satu miliar ton sampah tambang, dan akan ada lima miliar ton lagi. Sebagian limbah tersebut ditumpuk di gunung-gunung sekitar areal pertambangan, dan sebagian lain dialirkan ke sungai-sungai yang kemudian menuju kawasan rendah dan pantai.
Sementara itu, NYT juga melaporkan antara tahun 1998 dan 2004 Freeprot telah membayar aparat militer dan polisi Indonesia sebesar hampir 20 juta dolar dalam bentuk pembayaran langsung. Di samping itu ada puluhan juta dolar lainnya untuk pembangunan infrastruktur militer seperti barak-barak dan sarana jalan. menurut NYT, pihak Freeport menyebutkan bahwa pembayaran tersebut diperlukan untuk pengamanan lingkungan kerja bagi karyawannya. Mereka tidak punya alternatif kecuali tergantung pada militer dan kepolisian Indonesia.
Dalam editorial bertajuk Recklessness in Indonesia tersebut NYT juga mengaitkan antara pencemaran lingkungan, ancaman keamanan, dan upah kepada militer Indonesia. Di Papua sudah lama ada gerakan pemberontakan skala kecil terhadap pemerintah pusat, yang membuat Freeport juga gelisah. Menurut NYT, masalah pencemaran lingkungan dari pertambangan Freeport itu juga yang telah memberi kontribusi terjadinya kerusuhan sehingga diperlukan kehadiran militer yang kuatsumber: