Kebijakan timah UE dongkrak harga global

 

 

 Bisnis, 13 Juli 2004 - JAKARTA (Persbiro): Harga logam timah diperkirakan akan kembali mencapai posisi tertinggi selama 15 tahun dipicu pesatnya peningkatan penggunaan dalam penyolderan dan industri kemasan makanan.

Lembaga surveyor Societe Generale memprediksi penggunaan timah akan tumbuh 4,3% hingga mencapai 315.000 metrik ton tahun ini, lebih dari kemampuan pasok tambang dunia yang hanya sebesar 30.000 ton.

Stephen Briggs, analis di Societe Generale di London, mengungkapkan harga kontrak berjangka timah menguat hingga sempat mencapai US$9.650 per ton pada 27 Mei, posisi tertinggi sejak Juli 1989.

Jenis logam timah tercatat lebih banyak digunakan untuk menggantikan logam jenis lead untuk solder karena dunia usaha mengantisipasi penerapan kebijakan baru Uni Eropa yang melarang penggunaannya pada 2006.

"Pasar timah mengkhawatirkan faktor fundamental yang menyebutkan harga akan berada pada posisi tetap tinggi untuk berbulan-bulan. Rekor pada akhir Mei itu tidak dapat dikesampingkan," ujar Briggs dalam laporannya.

Harga timah untuk penyerahan tiga bulan ditawarkan pada US$8.800 per ton sedangkan pada penutupan akhir pekan lalu sudah mencapai US$8.850 per ton. Di pasar berjangka, harga logam itu sudah mengalami penguatan hingga 83% pada 2003.

PT Timah Tbk, produsen timah terbesar dunia, memproduksi 45% lebih sedikit pada kuartal I 2004 karena tekanan persaingan dari industri peleburan baru yang lebih kecil, ungkap konsultan industri logam CRU International pada April.

"Fragmentasi industri di Indonesia pada saat ini cenderung menuju penurunan produksi nasional. Sebagian besar negara-negara memiliki lingkup yang kecil untuk meningkatkan produksi tahun ini, ungkap Briggs.

Demikian pula harga timah di Malaysia menguat US$130 per ton kemarin, setelah logam itu melonjak lebih dari tiga kali lipat dari angka di London pekan lalu, mengejar reli pada tembaga.

Harga timah di pasar spot Kuala Lumpur ditutup pada US$9.100 per ton, dibandingkan harga Jumat US$8.970.

Menurut dealer menguatnya harga didorong oleh reli pada Jumat pada perdagangan timah di London Metal Exchange (LME), seperti dikutip Reuters.

Regulasi bebas lead

Pada awal bulan lalu, regulasi Uni Eropa mempersyaratkan penggunaan material bebas lead pada produk elektronik yang diperkirakan dapat meningkatkan permintaan timah putih global dalam dua tahun ke depan, seperti yang terungkap pada Metal Events International Tin Conference.

Peter Kettle, analis CRU Inggris, mengatakan tidak ada angka pasti kandungan timah hitam pada solder namun tampaknya regulasi Uni Eropa itu akan meningkatkan konsumsi timah putih dunia sekitar 10% dalam tiga sampai empat tahun ke depan.

CRU saat ini mengestimasikan konsumsi timah putih dunia 2004 mencapai 315.000 ton.

Uni Eropa hanya akan menggunakan peranti elektronik bebas timah hitam pada Juli 2006 untuk melindungi lingkungan.

"Karena kesulitan pengelolaan industri elektronik bebas timah hitam untuk memasok Uni Eropa dan penggunaan timah hitam untuk memasok ke belahan dunia lainnya. Saya perkirakan seluruh industri elektronik global akan bebas timah hitam pada 2006," ujar Keith Sweatman dari Nihon Superior, Jepang.

Besarnya timah yang dipakai solder diduga akan meningkat dan akan bertambah sekitar 20.000 hingga 30.000 ton penambahan konsumsi timah dunia setiap tahunnya pada tahun-tahun mendatang.

sumber: