Kantor PT NNT Mataram Diduduki Karyawan

MinergyNews. Com, Mataram - Meskipun sudah ada keputusan pembayaran kekurangan uang lembur akan diberikan paling lambat 5 Juli mendatang, puluhan karyawan PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT), kembali melakukan aksi, Senin (28/6) ke Kantor Perwakilan di Mataram.

Bukan hanya melakukan aksi demonstrasi, para karyawan yang didukung Front Solidaritas Buruh Tambang (FSBT) PT NNT tersebut mulai menduduki Kantor Perwakilan PT NNT.

Rencananya, aksi ini akan dilakukan selama empat hari. Untuk itu, mereka sudah membuat tenda darurat persis di depan kantor dan memajang berbagai spanduk maupun poster.

Menurut Koordinator Umum Aksi, Heri Zakaria, aksi tersebut terpaksa dilakukan mengingat beberapa kali para karyawan telah dibohongi perusahaan. Mereka juga mendesak agar surat skorsing dan warning segera dicabut.

"Peraturan perundang-undangan dan hukum di Indonesia ternyata bukan milik rakyat. Hukum di negeri ini berada di bawah kekuasaan para pemilik modal yang telah menempatkan diri menjadi penguasa tertinggi di negeri ini", ungkap Heri.

Bahkan, imbuh Heri, perjuangan buruh untuk menegakkan peraturan perundang-undangan dan menuntut hak-hak normatif dibalas oleh manajemen PT NNT dengan tindakan represif dan intimidasi.

"Serangkaian tindakan teror dan premanisme telah dilancarkan terhadap buruh. Ratusan buruh telah dikenakan sanksi dalam bentuk peringatan terakhir (final warning) dan puluhan lainnya dikenakan skorsing secara semena-mena tanpa mengindahkan aturan-aturan hukum", tutur juru bicara massa aksi, Ersta Wijayanto.

Berlarut-larutnya permasalahan yang dihadapi karyawan, menurut dugaan Ketua DPD Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan (SP KEP) SPSI NTB, Muryadi Busnan yang akrab disapa Jak, diakibatkan oleh manajemen PT NNT telah memperalat pemerintah daerah NTB untuk melegitimasi praktek pencurian upah buruh.

"Kolaborasi busuk antara manajemen PT NNT dengan pemerintah daerah NTB untuk melanggengkan praktek pencurian upah ratusan miliar upah buruh terus dilakukan. Hal ini tidak hanya merugikan buruh PT NNT, namun kerugian akan menimpa bangsa Indonesia", tandas Muryadi Busnan.

Beberapa orang perwakilan karyawan yang diminta menghadap ke ruang pertemuan Kantor PT NNT mengaku hasil pertemuan tidak ada manfaatnya, sebab kebijakan tetap berada pada petinggi-petinggi perusahaan. Sehingga mereka menuntut agar PT NNT mendatangkan top manajemen PT NNT seperti Robert Gallagher, Phil Brumit dan top manajemen lainnya.

Hingga berita ini diturunkan, para karyawan dan FSBT PT NNT masih menduduki Kantor PT NNT Perwakilan Mataram. Aksi unjuk rasa itu sendiri berjalan dengan tertib.

sumber: