Kadar Merkuri di Buyat Tidak Timbulkan Keracunan

 

Suara pembaruan - JAKARTA - Kadar merkuri dan metil merkuri pada warga Dusun Buyat Pantai (sekitar Teluk Buyat) dan Teluk Totok, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, tidak cukup untuk menimbulkan keracunan. Sedangkan gejala kesakitan yang dialami warga setempat bukan disebabkan keracunan metil merkuri.

Demikian diutarakan Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPMPL) Departemen Kesehatan Prof Umar Fahmi Achmadi MPH, Selasa (5/10), di Jakarta.

Menurut dia, hasil pemeriksaan sampel rambut warga di sekitar Teluk Buyat dan Teluk Totok yang dilakukan ahli penyakit minamata dari Institute for Minamata Disease Jepang Dr Mineshi Sakamoto PhD, memperlihatkan kadar merkuri 2,65 mikrogram/gram atau sekitar 1/20 dari standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sakamoto pada Agustus lalu datang ke desa di sekitar Teluk Buyat dan Teluk Totok untuk mengambil sampel ikan, air, dan rambut penduduk. Sampel tersebut diperiksa di National Institute for Minamata Disease Jepang untuk mengetahui apakah warga setempat keracunan merkuri yang diduga berasal dari limbah perusahaan tambang PT Newmont Minahasa Raya.

Umar menyebutkan, hasil pemeriksaan terhadap gejala kesakitan yang dialami warga setempat juga bukan karena keracunan metil merkuri.

Konsentrasi

Dijelaskan, sekalipun tingkat pajanan dan konsentrasi metil merkuri serta logam berat lainnya pada sampel biomarker masih rendah dan belum cukup untuk menimbulkan keracunan, untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya dampak kesehatan yang lebih lanjut, maka Departemen Kesehatan sudah melakukan audit kesehatan terhadap penduduk yang tinggal di sekitar Teluk Totok dan Teluk Buyat, menyiapkan sarana dan fasilitas kesehatan untuk upaya pencegahan, pengobatan dan perawatan bila diperlukan dalam koordinasi pemerintah setempat.

Selain itu, melakukan analisis dampak lingkungan dalam rangka studi Amdal terhadap kegiatan pertambangan secara komprehensif. Pemeriksaan yang dilakukan Sakamoto, katanya, merupakan bagian dari audit kesehatan penduduk.

Ditambahkan, Departemen Kesehatan menginformasikan hasil pemeriksaan sampel rambut warga Dusun Buyat Pantai dan penduduk di sekitar Teluk Totok kepada media massa bukan karena desakan dari pihak tertentu yang berkepentingan dengan dugaan pencemaran Teluk Buyat yang dilakukan Newmont.

sumber: