Jalan Tapak Tuan-Sumut Rusak
 Jalan Tapak Tuan-Sumut Rusak
Lalu Lintas Kendaraan Terhambat
Oleh: AHMAD ARIF dan PRASETYO EKO P
Singkil, Kompas - Jalan lintas barat Sumatera mulai dari Tapak Tuan, Nanggroe Aceh Darussalam, hingga perbatasan Sumatera Utara kini dalam kondisi rusak dan longsor sehingga menghambat arus lalu lintas kendaraan. Padahal, jalan ini ramai dilintasi kendaraan, terutama truk pengangkut bahan kebutuhan pokok.
Warga yang bermukim di sepanjang jalur jalan ini memang sangat tergantung dengan keberadaan jalan tersebut. Karena itu, selain truk pembawa bahan pokok, kendaraan pribadi juga ramai melintas di ruas ini.
Dari pantauan Kompas di sepanjang jalur lintas barat Sumatera di Aceh Selatan dan Aceh Singkil itu, Senin (22/8), ditemukan satu jembatan patah di kawasan Tapak Tuan-Trumon. Agar kendaraan tetap bisa melintas, dipasang jembatan darurat dari kayu.
Menurut keterangan, jembatan itu putus akibat diterjang tsunami akhir tahun lalu. TNI sebenarnya telah membangun jembatan bailey darurat dalam waktu cepat sehingga jembatan bisa dilalui 15 hari pascabencana. Namun, saat ini kondisi jembatan yang terus dibebani kendaraan pengangkut logistik itu tampak mulai rusak lagi.
Di sejumlah ruas, kondisi jalan juga cukup berbahaya untuk dilintasi, terutama oleh kendaraan berat karena tebing di sisi jalan longsor. Satu ruas di kawasan Kecamatan Sultan Daulat, misalnya, bahu jalannya longsor ke jurang, menyisakan ruas jalan selebar sekitar empat meter sehingga sangat berbahaya untuk dilintasi kendaraan berat.
Sementara itu, memasuki perbatasan Phakpak Barat, Sumut, kondisi jalan relatif baik dan hanya terdapat lubang-lubang kecil. Namun, kondisi jalan yang mendaki dan berliku dengan arus lalu lintas yang cukup padat menyebabkan pengendara harus berhati-hati.
Berangsur aman
Rusaknya jalan di kawasan barat Aceh tersebut cukup mengganggu arus lalu lintas yang mulai padat akhir-akhir ini. Pascapenandatanganan kesepakatan damai antara Pemerintah Indonesia dan GAM, jalur lintas barat kini tampak makin ramai, bahkan pada malam hari sekalipun.
Warga menyatakan tidak lagi khawatir melintasi jalur di kawasan barat Aceh yang selama ini merupakan daerah rawan konflik, misalnya di kawasan Trumon. Menurut warga, kawasan di sepanjang koridor alam Taman Nasional Gunung Leuser, terutama di Trumon, sebelum ada kesepakatan damai, tidak banyak warga yang berani melintas, terutama pada malam hari.
Saat ini kawasan jalan lintas barat yang sebelumnya rawan terjadi penyergapan oleh GAM sudah aman sehingga lalu lintas kendaraan mulai ramai. Masyarakat juga tak takut lagi melintas saat malam. Namun, hambatannya sekarang kondisi jalan banyak yang rusak, kata Yuli Hardin, warga Singkil.
sumber: