Jadi Acuan Pascatambang Dunia

Jadi Acuan Pascatambang Dunia
Sekolah Alam Dibuka di Bekas Areal Kendilo 

Kaltimpos, 2 Januari 2006

 

DALAM rangkaian perayaan HUT Kabupaten Paser ke-46 tahun, 29 Desember 2005, Yayasan Tropika Humida mengikat nota kesepahaman dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) mendirikan Sekolah Alam Agroteknologi Pasca Tambang di Lati Petangis, Kabupaten Paser.

Sekolah yang bakal memanfaatkan peninggalan sejumlah bangunan milik PT Kendilo Coal Mining untuk kampus dan rumah dosen itu, program penerimaan mahasiswa bakal dibuka awal 2007, tahun depan.

Bagaimana sosok sekolah alam itu, Kaltim Post mewawancarai Direktur Kerjasama IPB Dr Ir Hardinsyah MS dalam sebuah kesempatan sebelum bertolak ke Bogor. Berikut petikannya :

Apa yang melatabelakangi MoU itu?

Berawal dari kunjungan teman-teman dari Paser yang melontarkan gagasan pendirian sekolah yang kami sebut based community college. Seperti kita ketahui, lahan pasca tambang meninggalkan berbagai persoalan sosial, termasuk suara sumbang hilangnya kesuburan tanah, kami dan Yayasan Tropika Humida ingin menjawab itu semua dengan aktifitas positif.

Anda menyebut sekolah alam. Apa yang jadi andalan dan unggulan dari sekolah model ini?

Kami tidak meninggalkan 100 persen pola sekolah konvensional yang klasikal. Bedanya sekolah ini lebih pada pembentukan jiwa kelulusannya untuk adaptiveness terhadap kondisi alam. Kalau Anda menyebut keunggulan adalah, sekolah setara diploma tiga pasca tambang ini yang pertama di dunia. Bahkan setelah menyelesaikan di akademi ini bias langsung melanjutkan di IPB untuk memperoleh gelar sarjana.

Anda menyebutkan lokasi sekolah ini memanfaatkan lahan pasca tambang milik Kendilo Coal Mining, manfaat apa yang diperoleh oleh masyarakat Kabupaten Paser?

Apa yang dilakukan oleh Kendilo Coal Mining secara umum sudah bagus. Di sana sudah tumbuh tegakan vegetatif beberapa jenis pohon. Namun kondisi ini perlu akselerasi pemanfaatan dan pemeliharaan. Dari hasil kunjungan lapangan, kami melihat aset yang ditinggalkan perusahaan perlu dikelola dengan baik. Ibarat rumah, Petangis itu ditinggalkan ruhnya. Ruh rumah itu ya manusia. Bayangkan jika rumah ditinggalkan kosong. Penerima manfaat dari hadirnya sekolah alam ini, adalah petani Paser, nelayan Paser, masyarakat sekitar hutan, masyarakat pelajar, pemerintah Kabupaten Paser karena mendukung upaya pelestarian alam pasca tambang. Pemerintah Kabupaten Paser akan dikenal sebagai pelopor penyelamat lingkungan sekaligus berkomitmen tinggi terhadap dunia pendidikan.

Sudah terprogram jurusan yang kelak?

Semula tiga jurusan, pertanian organik, perikanan darat dan budidaya hutan, tapi dengan opsi agroteknologi pasca tambang jurusan bisa berkembang dengan lebih spesifik, misalnya rehabilitasi tambang dengan keunggulan komparatif pertanian, perikanan dan perkebunan.

Kapan mulai menerima mahasiswa dan sejauhmana keterlibatan Pemerintah Kabupaten Paser?

Insya Allah tahun 2007. Soal keterlibatan pemerintah daerah, sejauh yang saya ketahui bapak bupati sangat mendukung berdirinya sekolah alam ini. Bahkan beliau bukan saja mendukung secara lisan, tapi secara yuridis mencantumkan tandatangan dalam naskah MoU. Hal luar biasa yang dilakukan oleh pejabat publik. Komitmen beliau sangat kami hargai yang gigih memperjuangankan SDM daerahnya.

Anda menyebut akademi pertama di dunia, kemungkinannya akan menerima mahasiswa dari luar Kaltim?

Betul, kami, IPB akan membantu mempromosikan sekolah ini. Bahkan Akademi Agroteknologi Pasca Tambang ini akan jadi laboratorium dan kajian pola kelola lahan pasca tambang dunia.

sumber: