Investor saham pertambangan realisasikan gain
 J
Mereka berupaya merealisasikan keuntungan dengan melepas sebagian saham yang sudah mengkontribusikan keuntungan. Alhasil, indeks sektoral anjlok ke level 559,062 (1 April) dari periode sebelumnya di 589,600 (24 Maret).
Perdagangan berlangsung marak meski diwarnai aksi jual. Situasi ini terlihat dari total saham sektoral yang dipindahtangankan investor mencapai 1,666 miliar unit dengan mencatatkan nilai transaksi Rp1,534 triliun.
Dominasi jual menyebabkan sembilan saham pertambangan terkoreksi sedangkan dua saham bertahan kendati hanya naik tipis. Aktivitas transaksi terbesar dibukukan Bumi Resources yang mencapai Rp1,023 triliun.
Derasnya aksi jual menekan kurs BUMI yang jatuh 10,47% pada level Rp770 (1 April) dari Rp860 (24 Maret).
Sebelumnya BUMI terus diburu menyusul sentimen kinerja serta prospek usaha yang menjanjikan sebagai produsen batubara terbesar di
Aksi jual melanda beberapa saham pertambangan lain seperti Aneka Tambang turun 3,19% ke level Rp2.275, Energi Mega Persada loss 5% ke Rp760, INCO terpangkas 1,39% menjadi Rp14.200, Medco Energi melemah 3,81% menjadi Rp2.525, Tambang Batubara turun 5,39% pada posisi Rp1.580 serta Tambang Timah loss 5,75% menjadi Rp2.050.
Dua saham yang masih bertahan diantaranya Perusahaan Gas Negara menguat 3,13% ke Rp 2475 dan Apexindo Pratama Duta naik 6,15% ke Rp690.
Investor diperkirakan kembali melakukan jual beli selektif terutama terhadap saham sektoral yang didukung isu individual menarik seperti membukukan pertumbuhan kinerja maupun berkaitan dengan rencana pembagian deviden.
Sentimen positif tidak terlepas dari prestasi kinerja para emiten yang dibarengi dengan kenaikan harga komoditas pertambangan. Emiten juga berhasil mempertahankan efisiensi biaya untuk meningkatkan daya saing perusahaan
sumber: