Investor minta yield bond KPC minimum 9%
|
Sumber Bisnis di salah satu investor mengatakan pemodal obligasi kini lebih melihat siapa di belakang KPC dan Bumi Resources. "Dengan mempertimbangkan siapa dibelakang Bumi, obligasi KPC paling tidak dapat memberikan yield 9%, lebih rendah sedikit dari obligasi yang diterbitkan PT Medco Energi Internasional Tbkm," ungkapnya kemarin. Sementara Eddie Soebari, Direktur Keuangan Bumi Resources, mengatakan Credit Suisse First Boston dan JP Morgan Chase & Co akan membantu perseroan dalam menerbitkan surat utang tersebut. "Kami sedang bekerja untuk menentukan struktur obligasi itu dan berharap prosesnya rampung paling lambat akhir Juni. Obligasi itu mempunyai jangka waktu lima-10 tahun sehingga dapat me-refinancing seluruh utang," ujarnya seperti dikutip Bloomberg kemarin. Sumber tadi menambahkan investor akan meminta kejelasan investor di belakang Bumi Resources karena kini KPC di bawah Bumi. "Siapa itu Long Haul, mereka harus jelaskan kepada investor." Bahkan, tuturnya, Arutmin yang tahun lalu akan menerbitkan obligasi Dia menambahkan investor cenderung melihat siapa di belakang Bumi sebagai pemegang saham KPC secara tidak langsung. Investor, tuturnya, lebih memilih obligasi Pekan ini, Bank Danamon menerbitkan obligasi US$300 juta di luar negeri dengan tingkat yield 7,75% dan mengalami kelebihan pesanan US$500 juta. "Dibandingkan obligasi Bank Danamon, kami masih berminat membeli obligasi bank itu karena pemiliknya jelas yaitu Temasek," katanya. PGN juga berencana menerbitkan obligasi samurai dalam yen yang nilainya sebanding US$80 juta, sementara Medco juga berencana mengeluarkan KPC tahun ini berencana untuk meningkatkan produksinya menjadi 26 juta-27 juta ton guna mengambil keuntungan dari kenaikan harga dan memenuhi kebutuhan pasar. "Rencana kenaikan produksi itu hari ini disampaikan ke pemerintah melalui rencana kerja dan anggaran perusahaan," ujarnya. (Bisnis, 16 Januari) Namun, Eddie tidak mau memberitahukan berapa investasi yang diperlukan untuk meningkatkan produksi tersebut. Berdasarkan perkiraan KPC, harga rata-rata batubara dunia tahun ini akan meningkat sekitar 20% dibandingkan tahun sebelumnya sejalan dengan adanya pembatasan ekspor batubara Cina dan lebih berkonsetrasi terhadap pemenuhan kebutuhan di dalam negerinya. "Cina telah membatasi ekspor, jadi pangsa pasar kita bertambah. Kita sudah ada pembicaraan terus menerus dengan calon dua pembeli," tandas Eddie |