Investasi Batu Bara Anjlok

Investasi Batu Bara Anjlok

Indopos, 15 Desember 2005

 

JAKARTA - Jumlah investasi pertambangan batu bara menunjukkan penurunan sejak 1998. Ini terlihat dari jumlah investasi pada 1998 yang mencapai USD 1,9 miliar turun drastis menjadi USD 174 juta pada 2003. Kondisi tersebut terjadi karena tak adanya investasi baru baik berupa penandatanganan kontrak maupun menurunnya eksplorasi.

Dirjen Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Departemen ESDM Simon Felix Sembiring, menjelaskan beberapa faktor yang memicu penurunan tersebut adalah belum adanya kepastian hukum dan berusaha, kebijakan perpajakan, dan regulasi daerah. "Persoalan lainnya adalah maraknya penambangan tanpa izin (PETI) di berbagai daerah potensial pertambangan. Ini menciptakan ketidakpastian bagi pelaku pertambangan," jelasnya di Jakarta kemarin.

Simon mengemukakan berdasarkan World Economic Forum (WEF), posisi daya saing Indonesia 2005 berada di peringkat 74 dari 117 negara yang disurvei. Jumlah tersebut melorot dari tahun sebelumnya yang berada di level 69 dari 104 negara. "Pada 2003 Indonesia juga berada diposisi 72," sebutnya. Dia menegaskan, peningkatan daya tarik investasi telah dilakukan melalui pengembangan kebijakan. Seperti kegiatan penyusunan road map pertambangan serta Kebijakan Batu Bara Nasional (KBN).

"Di sisi lain, upaya yang dilakukan dalam mengembangkan potensi batu bara berupa pemberian insentif khusus terhadap batu bara bermutu rendah dan tambang dalam, dengan pembayaran pemerintah yang lebih rendah 13, 5 persen," paparnya. Meski demikian, Indonesia masih memiliki daya tarik geologis yang besar. "Ini yang harus menjadi perhatian bersama, sehingga berbagai stake holder batu bara bisa meningkatkan investasi di sektor ini," tandasnya.

sumber: