Intan Gelondongan Banyak Diselundupkan "Turis" Asing
Martapura, Kompas - Perajin emas dan intan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, kini kesulitan mendapatkan bahan
Kondisi itu makin parah dalam setahun terakhir ini. Para perajin mensinyalir hal itu terjadi selain akibat merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS), juga karena banyaknya intan gelondongan atau intan mentah yang diselundupkan para "turis" asing ke luar negeri.
Perajin perhiasan emas dan intan di Desa Melayu, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Farid, Senin (30/8) siang, mengatakan, sudah dua bulan ini order pembuatan perhiasan emas dan intan sepi. "Padahal, dulu biasanya kami menerima order rata-rata 40 potong perhiasan tiap bulan," ujar Farid.
Kondisi itu terjadi akibat kenaikan harga bahan
Tidak hanya itu, harga berlian (intan jadi) kini juga melambung. "Sekarang harga intan per karat isi 20 biji sampai Rp 1,5 juta. Padahal, dulu harga intan segitu hanya Rp 1 juta sampai Rp 1,2 juta," katanya.
Menurut Farid, kondisi itu terjadi akibat banyaknya bahan
Perajin perhiasan, Son Haji, mengatakan, kini intan gelondongan khas Martapura sulit diperoleh, dan kalaupun ada harganya mahal.
Kepala Bidang Humas Kabupaten Banjar Syahda Mariadi mengatakan, pemerintah sulit memantau masalah penyelundupan intan gelondongan tersebut. "Barangnya kecil sekali, jadi sulit dipantau," katanya.
Beberapa waktu lalu, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini MS Soewandi ketika berkunjung ke Martapura mengingatkan para penambang agar tidak mengekspor intan gelondongan ke luar negeri.