Intan 15,5 Karat Ditemukan Di Cempaka, Sang Penemu Langsung Jatuh Pingsan

 

Banjarmasinpos, 1  Desember 2004, WARGA Desa Lok Punduh Kelurahan Palam Kecamatan Cempaka Banjarbaru geger setelah mengetahui salah seorang warganya, Awi Hasan (25) menemukan intan seberat 15,5 karat, Senin (29/11) petang.

Penemuan batu permata yang menjadi kekayaan terpendam di Kalsel itu, begitu cepat tersebar luas. Pasalnya, dalam dua tahun belakangan ini belum pernah ditemukan intan seukuran yang ditemukan Awi Hasan.

Sejumlah warga Kelurahan Palam yang sempat ditanyai mengenai ditemukannya intan ini, membenarkan berita tersebut. "Lokasinya tak jauh, pokoknya kalau ada rumah yang orangnya kumpul-kumpul berarti di situ," ujarnya.

Intan seberat 15,5 karat itu kemudian diberi nama Galuh Lok Punduh. Meski dari kelompok Awi Hasan belum memutuskan harga yang resmi untuk ditawarkan, namun dari beberapa warga setempat intan itu diperkirakan senilai Rp1 miliar.

Bagi Awi Hasan, penemuan intan itu tampaknya merupakan kejadian luar biasa selama hidupnya. Awi mengaku terperanjat ketika matanya tertuju kepada sebiji batu yang memancarkan cahaya.

"Saya kemudian berhasil memicik (memegang) intan itu," tutur Awi, Selasa. Namun, sesaat setelah menemukan intan itu, dia langsung jatuh pingsan.

Terpisah, H Asra salah seorang dari kelompok penemu Galuh Lok Punduh mengatakan, kelompoknya sudah melakukan penggalian intan di lahan miliknya sekitar empat bulan lalu. Dalam dua bulan pertama, jelasnya, mereka tidak mendapatkan hasil apa-apa.

Namun, berkat kesabaran dan doa, mereka akhirnya berhasil menemukan intan, pada Senin sekitar pukul Wita, lewat tangan salah seorang anggotanya, Awi Hasan.

"Kami sangat bersyukur dengan penemuan intan ini. Berkat kesabaran dan ketekunan teman-teman akhirnya kami berhasil menemukan intan," ujarnya.

Dikatakan dia, intan itu ditemukan pada kedalaman kurang lebih sebelas meter dari permukaan tanah.

Penemuan intan seberat 15,5 karat itu, menurut Asra merupakan terbesar dalam tahun ini. Sekitar dua tahun lalu, di daerah Bangkal, Kecamatan Cempaka juga ditemukan intan seberat 66 karat.

Asra menjelaskan, pihaknya belum memutuskan berapa harga Galuh Lok Punduh. Hingga saat ini, mereka masih merembugkan soal harga yang pantas. Alasannya, karena mereka juga berencana memberikan sumbangsih kepada warga yang terkena limbah penggalian.

"Biaya operasinya cukup besar, dua bulan kami tidak mendapatkan hasil apa-apa, dua bulan kemudian kami menemukan intan yang kecil-kecil, dan kemarin kami menemukan Galuh Lok Punduh ini," paparnya.

Asra yakin, Galuh Lok Punduh yang mereka temukan ini berjenis intan berkelas. "Setelah digosok, saya yakin cahayanya akan memancar terang."

Mimpi Dipukuli

Sang penemu intan, Awi Hasan, yang bertempat tinggal di Desa Lok Punduh, sebenarnya baru bergabung dengan kelompok Asra sekitar satu bulan.

Sebelum penemuan intan itu, dia mengaku sudah punya firasat. Katanya, malam sebelum Galuh Lok Punduh berhasil digenggamnya, dirinya bermimpi dipukul oleh ibunya hingga menangis. Tangisannya itu, bahkan didengar oleh istrinya yang tidur di sebelahnya. Awi pun dibangunkan oleh sang istri.

"Saya dibangunkan istrinya, dan ditanya kenapa menangis," tutur Awi.

Seketika itu pula Awi mengharapkan mimpinya itu pertanda baik dan membawa rejeki baginya sekeluarga. Sewaktu bekerja pun ucap Awi, ia merasa ada sesuatu pada hari itu. "Saya sempat tertimpa pipa paralon," katanya.

Dan, lanjut Awi, harapannya itu akhirnya menjadi kenyataan. Ketika menggali tanah di kedalaman sekitar sebelas meter, ujarnya, dia melihat sesuatu yang memancarkan cahaya. "Alhamdulillah, benda itu ternyata intan," kata Awi, yang mengaku setelah memegang intan itu langsung jatuh pingsan.

sumber: