Insiden spyware lewati sebaran virus

JAKARTA (Bisnis): Jumlah infeksi spyware selama Januari 2005 untuk pertama kalinya melampaui penyebaran virus, yakni mencapai 52% dari total serangan kepada komputer di Indonesia. Demikian laporan Vaksincom berdasarkan pemantauannya terhadap komputer di 20 kota besar seluruh Indonesia. Selama Januari 2005, infeksi spyware mencapai 44.681 (52%) kali sedangkan virus sebanyak 41.292 kali (48%).

"Untuk pertama kalinya dalam statistik malware Indonesia, pada Januari 2005 ini spyware berhasil mengalahkan virus walaupun perbedaannya tipis," kata Alfons Tanujaya, antivirus specialist dari PT Vaksincom, perusahaan antivirus lokal.

Menurut dia serangan spyware cenderung meningkat sejak tahun lalu, terutama pada Oktober 2004 yang mencapai 48% dari total serangan. Namun hingga 2004 berakhir, spyware belum bisa melampaui serangan virus.

Dari pemantauan hingga 10 Februari, jenis spyware yang paling banyak menyerang adalah Krepper (63,65%) sedangkan untuk virus, infeksi terbanyak dilakukan W32/Zafi@mm (58,82%) atau dikenal sebagai Zafi.

Krepper.AE alias Adclicker sebenarnya merupakan spyware lama namun pada Januari ini baru bisa meng-geser posisi Dluca. Spyware Funweb yang menyusup jika pengguna mendownload icon dari "Smiley Central" berada di posisi ketiga.

Di lain pihak, Zafi juga bukanlah virus baru karena menyerang sejak Desember tahun lalu dan kini menumbangkan Netsky hingga ke posisi keempat. Pudarnya Netsky ini akibat meluasnya Bagle (di posisi kedua) yang dalam infeksinya selalu menghapus Netsky.

"Virus-virus lama belum terbasmi tuntas karena masih bisa menyebar, contohnya Redlof di posisi ketiga dan Korgo -termasuk keluarga Sasser," ujar Alfons.

Lebih peduli

Melihat ancaman spyware yang makin meningkat, dia menyarankan para pengguna Internet khususnya di segmen korporasi untuk berhati-hati dan lebih peduli pada penyusupan aplikasi berbahaya tersebut.

Khusus bagi korporasi, spyware bisa jadi sangat berbahaya dan berpotensi membawa kerugian dari bocornya informasi ataau data penting perusahaan dengan aktivitas keylogging dan download by drive.

Aktivitas keylogging adalah merekam semua karakter yang diketikkan pengguna di atas keyboard, termasuk nama ID dan password. Keylogging merupakan awal dari pencurian identitas.

Aplikasi spyware juga memakan sumber daya komputer sehingga kerjanya menjadi lambat, termasuk juga mengurangi bandwidth koneksi Internet ketika mengirimkan data-data penting dari komputer terinfeksi ke situs penyerang.

Bahaya spyware yang lain adalah kemampuannya membajak browser sehingga selalu menampilkan satu situs tertentu -umumnya situs porno atau judi- walaupun pengguna berupaya menggantinya.

Alfons menambahkan agar pengguna korporasi menggunakan aplikasi anti-spyware yang memiliki kemampuan update secara terpusat layaknya antivirus memudahkan instalasi, pengawasan dan perawatan. (dss)

sumber: