Industri Batubara China Terus Meningkat

Akhir-akhir ini kebijakan domestik dan kebijakan energi China telah memberikan imbas terhadap kondisi pasar batubara di Asia-Pasifik. Industri batubara China sangat berperan dalam mendorong booming ekonomi China saat ini, tahun 2003 ekonomi China tumbuh sebesar 9.9%! Sedangkan tahun 2004, China mentargetkan pertumbuhan sebesar 8,5%. Pu Hongjiu, First Vice President of China National Coal Association dalam Coaltrans China Conferences 22-23 Maret yang lalu menyampaikan dalam pembukaan konferensi tersebut bahwa. “ ....coal is the major energy in China. Over 50 years after the foundation of new China, coal has been taking up 70% in the consumption structure and primary energy output. And within the last 20 years of the 20th century, Chinas total coal output exceeded 20 billion tons. which has ensured the continuous and fast development of China economy....“

Secara keseluruhan produksi batubara China adalah sebesar 30% dari produksi dunia dan China berencana terus meningkatkan produksinya, sementara dalam struktur energi primer China tahun 2002, batubara menyumbang sebesar 66% , crude oil 23%, gas alam 2.7% dan hydro power 7.8%. Bandingkan dengan Indonesia, dimana pada tahun 2001 batubara menyumbang pada penggunaan energi primer 16.9%, gas alam 14,6% dan hydro3,9% sedangkan crude oil 63,20%.

Dari kebutuhan domestik batubara China, pada tahun 1990 sebanyak 25% digunakan untuk pembangkit listrik dan meningkat menjadi 50% dewasa ini.

Meningkatnya kebutuhan batubara domestik China

Seiring dengan program akselerasi pembangunan China yang begitu pesat dewasa ini, membawa konsekuensi tingginya kebutuhan energi dalam negeri. Khususnya batubara, bahkan dalam tahun mendatang batubara hasil hasifikasi dan pencairan batubara akan bereperan penting.

Pada tahun 2002-2003, ekspor batubara China meningkat pesat bahkan menjadi eksporter ke-dua dunia pada tahun 2001-2002. Namun demikian dalam struktur coal supply-demand balance China pada tahun 2004 terdapat perbedaan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 1785 juta ton demand dan 1760 juta ton supply. Padahal dalam tahun-tahun sebelumnya umumnya supply lebih besar dari demand. Perbedaan tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan dari sektor pembangkit listrik dan industri metalurgi. Adanya perbedaan antara domestik China supply-demand tahun 2004 diperkirakan yang menyebabkan China mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor batubara sebagai bagian dari kebijakan energy security China , sehingga karena jumlahnya cukup besar juga mempengaruhi terhadpa pasar batubara di Asia-Pasifik dan dunia. (edpras).

 

sumber: