Indonesia Harapkan Investasi 2 Miliar Dolar Australia
Indonesia Harapkan Investasi 2 Miliar Dolar Australia
SYDNEY - Pemerintah Indonesia mengharapkan sekitar 20 perusahaan Australia dapat menanamkan modalnya senilai 2 miliar dolar Australia dalam berbagai sektor ekonomi di Indonesia. Para pengusaha Australia diharapkan menanamkan modalnya di sektor pertanian, peternakan, dan pertambangan.
"Tentu investasi itu tidak bisa dilakukan sekarang juga," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Aburizal Bakrie di Sydney, Selasa (5/4), seusai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan dengan para pengusaha Australia. Presiden Yudhoyono, Selasa malam, akan menerima sekitar 20 CEO yang berasal dari berbagai perusahaan Australia. Seusai acara tersebut, sekitar lima CEO di antaranya akan mengadakan pembicaraan terpisah dengan Yudhoyono.
Dikatakan, Indonesia menawarkan penyaluran gas yang cadangannya berada di sekitar selat Madura. Eksplorasi gas tersebut akan dilakukan secara bersama oleh Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Pertamina, yang investasinya senilai US$ 120 juta.
Khusus mengenai sektor peternakan, Indonesia mengharapkan Australia mendirikan perusahaan penggemukan sapi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). "Dengan demikian kita berharap Indonesia tidak hanya impor sapi hidup, tetapi juga ada proyek penggemukan sapi," tambahnya.
Menurutnya, untuk meningkatkan investasi Australia di Indonesia maka travel warning yang selama ini diberlakukan pemerintah Australia seyogianya bisa dicabut. "Pencabutan travel warning ini akan memudahkan orang Australia untuk datang ke Indonesia."
Aburizal juga mengungkapkan rencana pemerintah untuk mengubah fungsi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). "Presiden setuju agar BKPM tidak lagi menjadi badan yang memberikan izin investasi sehingga mereka nantinya hanya akan menjadi lembaga promosi," katanya.
Di masa datang pemberian izin investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) akan diberikan oleh Departemen Perdagangan. "Mungkin pemberian izin itu akan diserahkan kepada Departemen Perdagangan dan departemen teknis lainnya," katanya.
Aburizal juga mengatakan, Indonesia mendukung Australia untuk menjadi anggota kelompok Asia Timur di samping ASEAN, Jepang, Korea Selatan dan RRC. Mungkin ada anggapan bahwa Australia tidak pantas menjadi anggota kelompok Asia Timur, namun Indonesia berpendapat Australia pantas menjadi anggota kelompok ini. Indonesia menyadari bahwa kemungkinan dukungan Indonesia terhadap Australia itu akan berseberangan dengan anggota ASEAN lainnyasumber: