Indonesia Berhasil Mengebor Sumur Gas Metana Batubara
Media Indonesia Minggu, 03 April 2005 19:46 WIB
JAKARTA--MIOL: Indonesia berhasil melakukan pengeboran sumur bor gas metana batubara (CBM - Coalbed Methane) yang pertama di negeri ini yang diperkirakan memiliki kandungan gas yang cukup besar.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Balitbang ESDM), Wimpy S Tjetjep pada akhir pekan ini menjelaskan pihaknya masih akan melakukan beberapa pengeboran lagi untuk mengetahui besaran cadangan pastinya.
Pemboran sumur CBM Pertama dengan kedalaman 600 meter di Lapangan Rambutan, Pendopo, Sumatera Selatan akan dilanjutkan lagi dengan empat sumur berikutnya yang akan dilakukan hingga akhir tahun 2006.
Diharapkan dari pemboran sebanyak lima sumur tersebut dapat membuktikan adanya cadangan gas sebesar 1 hingga 2 triliun kaki kubik (TCF).
"Pengemboran masih akan dilanjutkan lagi. Tapi yang terpenting bahwa sumur pertama ini menunjukkan kita telah berhasil melakukan pengeboran dengan baik," katanya.
Pemboran ini, ungkapnya sebagai kelanjutan kerjasama Balitbang ESDM yang diwakili oleh Lembaga Penelitian dan dan Pengembangan Teknnologi Minyak dan Gas (Lemigas) dengan Medco Eksplorasi dan Produksi Indonesia (MEPI).
Wimpy menambahkan bahwa proyek pengembangan Coalbed Methane (CBM) ini merupakan proyek Merah-Putih di lingkungan ESDM.
Melalui proyek ini diharapkan kami bisa menemukan dan membuktikan adanya cadangan energi alternatif komersial di Cekungan Sumatera Selatan pada akhir 2007 nanti.
Dengan dimanfaatkannya CBM dalam skala luas maka tidak hanya akan menguntungkan para penambang batubara, namun juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian negara, karena besarnya jumlah sumber daya harapan CBM di Indonesia.
CBM ini dapat dikembangkan di beberapa wilayah di Indonesia terutama pada daerah yang memiliki lapisan batubara seperti di Sumatera, Kalimantan, ataupun di Jawa.
"CBM Bisa dikembangkan di banyak tempat di Indonesia. Bahkan Indonesia diperkirakan memiliki sumber daya harapan lebih dari 450 TCF," ungkapnya.
Dengan demikian, CBM ini akan menjadi energi alternatif yang potensial untuk dikembangkan selain cadangannya besar juga sangat ramah lingkungan sehingga alam tetap terjaga lestari.
Pada umumnya, CBM digunakan untuk menggerakan turbin pembangkit listrik seperti di Amerika Serikat, Australia, China dan Rusia, dan sebagian yang lainnya dapat dijual langsung sebagai gas alam seperti yang dilakukan Amerika Serikat.
Keberadaannya sangat tepat sekali mengingat sekarang ini sejumlah industri ataupun pembangkit di dalam negeri sangat membutuhkan energi alternatif pengganti BBM yang harganya terus bergerak naik.
"Jadi saya optimis prospek pasarnya ke depan sangat terbuka lebar," tegasnya.
Dukungan Jepang
Sementara itu, pihak Jepang dalam hal ini akan memberikan dukungan penuh kepada Indonesia sehubungan dengan pengembangan energi CBM ini yakni dengan menawarkan teknologinya, bahkan ke depan tidak tertutup kemungkinan para investor negara tersebut turut menyediakan dalam pendanaan proyek tersebut.
"CBM ini sangat bagus. Jepang akan memberikan dukungan kepada Indonesia baik itu dalam bentuk alih teknologinya bahkan tidak tertutup kemungkinan dalam pendanaannya," kata Eiichiro Makino, Team Leader Business Development Team Energy & Mineral Resources Division Sojitz Corporation.
Menurut dia, pihaknya saat ini sedang melakukan pendekatan kepada pemerintah Jepang untuk mendukung program ini dan memberikan bantuan pendanaan dalam pengerjaan pemboran sumur CBM.
Sedangkan General Manager Sumatera Asset Medco Eksplorasi dan Produksi Indonesia Pudjo Suwarno mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan dana lima juta dolar AS untuk pilot project CBM ini dengan memprogramkan pengeboran lima sumur sampai tahun 2008.
"Dengan pengeboran lima sumur ini kami berharap dapat menemukan cadangan gas yang akurat. Sehingga proses komersialisasi gas cepat terwujud," tukasnya.
sumber: