Indeks saham tambang Oktober menguat 5,27%
JAKARTA : Optimisme terhadap prospek kinerja emiten tambang tahun ini serta kenaikan beberapa harga komoditinya di dunia mendorong pemodal untuk terus mengakumulasi saham sektoral.
Tingginya ekspektasi pemodal terutama asing tidak hanya mendongkrak harga sejumlah saham pertambangan di tengah pergerakan indeks yang berfluktuasi tajam melainkan juga mampu menyemarakkan aktivitas BEJ. Sepanjang Oktober kondisi perdagangan saham pertambangan sangat bergairah dengan nilai transaksi cukup signifikan mencapai Rp3,180 triliun.
Indeks saham pertambangan sampai akhir bulan kemarin ditutup pada level 436,844 naik tajam 21,88 poin atau 5,27% dibanding periode akhir September di 414,961. Lonjakan indeks sektoral didominasi saham-saham unggulan pertambangan. Dari 11 saham sektoral, sebanyak delapan saham menguat dan tiga saham terkoreksi. Bumi Resources membukukan nilai transaksi tertinggi Rp899,992 miliar berikutnya Aneka Tambang Rp518,868 miliar, Medco Energi Corporation Rp473,862 miliar dan Perusahaan Gas Negara Rp355,981 miliar.
Selain dipicu sentimen harga minyak, pembelian sejumlah saham pertambangan merupakan antisipasi investor terhadap pertumbuhan positif kinerja emiten kuartal III 2004 serta beberapa aksi korporasi yang dianggap penting bagi pengembangan usaha.
Medco Energi Corporation membukukan gain tertinggi sebesar 24,59%. Harga sahamnya bergerak naik dari posisi Rp1.525 akhir September lalu ke level Rp 1900 pada akhir bulan kemarin. Maraknya spekulasi terkait kabar Temasek Holding Limited melalui anak perusahaan Everrit Investment Pte Limited mengakuisisi 38,4% saham Medco dengan nilai Rp2,24 triliun. Informasi tersebut mendapat reaksi positif investor menyusul potensi saham yang bergerak menguat.
Jual beli tehnikal masih akan meramaikan perdagangan saham pertambangan. Dalam jangka pendek pelaku pasar tetap selektif mengingat posisi beberapa saham sudah overbought sementara diantara emiten juga akan mengalami dampak negatif atas kenaikan harga minyak karena membebani biaya produksi. Investor optimis emiten pertambangan akan memperoleh pertumbuhan laba dan pendapatan pada 2004.