Indeks Berpotensi Menguat

24 Juni 2009 | 09:18 WIB

Jakarta-TAMBANG. Pelemahan bursa global kemarin akhirnya melemahkan indeks 3,07%. Sementara dari dalam negeri, pelemahan rupiah juga turut berkontribusi bagi pelemahan indeks. Pekan ini indeks diperkirakan bergerak mix dengan kecendrungan menguat setelah pelemahan yang cukup dalam. Meski demikian pergerakan indeks masih sangat bergantung pada sentimen bursa global dan regional, pergerakan rupiah dan juga harga komoditas. Berikut market review dari market review dan outlook dari Mega Capital Indonesia.

IHSG Melemah –3,07%. Sentimen negatif dari pergerakan bursa global dan regional serta melemahnya rupiah mendorong tekanan jual yang intens pada perdagangan saham di BEI kemarin. Semua sektor melemah dengan kontribusi terbesar pada sektor pertambangan dan konstruksi. Mayoritas bursa Asia ditutup melemah. Rupiah terkoreksi pada level 10350 per usd.

Wall Street Wait&See The Fed. Indeks S&P 500 berhasil ditutup menguat tipis akibat aksi beli selektif setelah mengalami koreksi dalam sehari sebelumnya, sedangkan indeks Dow Jones melemah tipis dipicu oleh Boeing Co yang kembali menunda penerbangan pertama 787 Dreamliner.

Saham sektor perbankan, energi dan komoditi mengalami penguatan. Pergerakan indeks cenderung dalam kisaran sempit karena pasar menantikan hasil dari FOMC yang berakhir hari ini. The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunganya, namun pasar menantikan pernyataan apa yang akan diungkapkan oleh The Fed mengenai outlook ekonomi dan program pembelian obligasi.

Sementara itu data existing home sales pada bulan Mei membaik dibandingkan bulan sebelumnya namun masih di bawah estimasi (act 4,77M vs cons 4,82M vs prev 4,66M). Pasca penutupan bursa, saham Oracle menguat setelah melaporkan penjualan dan laba bersih yang lebih baik dari estimasi. Indeks Dow Jones, Nasdaq Composite dan indeks S&P 500 masing?]masing ditutup –0,19%, -0,07% dan +0,23%.

Sementara itu dollar AS melemah karena spekulasi The Fed akan menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga. Harga obligasi pemerintah AS menguat dipicu oleh permintaan yang kuat atas obligasi pemerintah berjangka waktu dua tahun senilai USD40 miliar karena data penjualan rumah yang membaik.

Harga minyak mentah pagi ini menguat pada level USD68,71 per barel setelah sebelumnya sempat melemah pada level USD66 per barel. Reboundnya harga minyak mentah ini dipicu oleh pelemahan dollar AS dan konflik di Nigeria. Sementara itu emas menguat pada level USD924,90 per oz pagi ini. Bursa kawasan Asia pada pagi ini bergerak mix.

IHSG Diprediksi Bergerak Mix. Pergerakan IHSG pada hari ini diperkirakan akan dipengaruhi oleh sentimen pergerakan indeks bursa global dan regional, pergerakan rupiah serta harga komoditas.

Minimnya sentimen positif baru serta penantian pernyataan The Fed diperkirakan akan membuat investor cenderung bersikap wait&see. IHSG diprediksi bergerak pada kisaran 1875-1965 dengan target intraday support dan resistance berikutnya berada pada level 1840-2010

sumber: