Inco & Antam realisasikan proyek nikel

MAKASSAR (Bisnis): PT International Nickel Indonesia (Inco) Tbk, mulai Juni tahun ini segera merealisasikan kerja sama operasi dengan PT Aneka Tambang Tbk untuk pemanfaatan konsesi tambang nikel di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Bing Tobing, Presdir & CEO PT Inco Tbk, mengemukakan dalam kerja sama tersebut Inco menyuplai bahan baku nikel kadar tinggi kepada Antam guna memenuni kebutuhan kilang feronikel unit III yang saat ini sedang dibangun Antam di Pomalaa, Kolaka.

"Inco akan menyuplai satu juta ton biji nikel berkadar tingggi itu ke Antam dalam tempo sepuluh tahun," katanya disela-sela pemberian bantuan dana bantuan tsunami Aceh dan Sumut melalui Pemprov Sulsel, Rabu malam.

Menurut Bing, biji nikel itu akan diambil dari konsesi Inco di Kolaka. Areal konsensi Inco di Sultra mencapai 60.000 ha. Saat ini Inco belum membangun industri pengolahan di daerah tersebut karena masih terkosentrasi di Sorowako.

Kerja sama Inco dan Antam, lanjut Bing, secara langsung akan memberikan keuntungan kepada berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat karena akan memberikan kontribusi kepada daerah berupa pajak dan retribusi serta membuka lapangan kerja baru bagi penduduk setempat.

Antam saat ini sedang menyelesaikan pembangunan kilang feronikel unit III berkapasitas 13.000 ton nikel dalam feronikel, sehingga perusahaan ini nantinya akan memiliki tiga kilang dengan kapasitas total 24.000 ton nikel dalam feronikel.

Tambang emas

Sementara itu, Austindo Resource Corporation NL akan membangun konstruksi proyek tambang emas Cibaliung di Banten pada semester pertama tahun ini untuk mengoptimalkan produksi komersial mulai 2006.

Proyek yang dikembangkan perusahaan asal Australia bersama PT Aneka Tambang Tbk (Antam) melalui perusahaan patungan PT Cibaliung Sumberdaya (CSD) itu diperkirakan membutuhkan investasi hingga US$34 juta.

"Pre-engineering untuk konstruksi telah dikerjakan. Pembangunan konstruksinya diharapkan sudah bisa dimulai semester awal tahun ini untuk produksi komersial pada 2006," ungkap laporan per kuartal Austindo yang dirilis situs perusahaan tersebut belum lama ini.

Hingga akhir 2004, Austindo telah mengucurkan US$3 juta guna eksplorasi awal yang dilakukan sejak kuartal IVtahun itu di sejumlah titik pengeboran, a.l Cibitung Barat, Cibitung Selatan, Ramada, Cibeber, dan Cibengang.

Dari eksplorasi itu, Cibaliung diperkirakan menyimpan cadangan mineral 1,8 juta ton mengandung 554.500 ounce emas dan 4,62 juta ounce perak yang dapat diproduksi komersil selama enam tahun mendatang.

"Selama menunggu finalisasi pendanaan proyek dan persetujuan Amdal awal tahun ini, kami menyiapkan rencana pengembangan pabrik sehingga nanti bisa segera dilakukan setelah finalisasi itu selesai." (06/mnk)

sumber: