Inco akan bangun PLTA 100 MW
JAKARTA (Bisnis): PT Inco Tbk berencana untuk menambah lagi satu unit pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 90 MW-100 MW di Sulawesi Selatan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Presdir PT Inco Tbk Bing Tobing menuturkan tambahan satu unit pembangkit listrik tenaga air ini akan melengkapi dua unit PLTA yang sudah ada.
"Saat ini PLTA yang akan kami bangun dalam waktu dekat ini masih masuk dalam tahap feasibility studies. Jika evaluasi sudah selesai, maka kami akan segera dibangun," tuturnya kepada wartawan di Hotel Dharmawangsa Jakarta kemarin.
Rajeshanagara Sutedja, Senior Supervisor Government Relations and Public Affairs PT Inco, menjelaskan sebelumnya perusahaan sudah mempunyai dua unit PLTA.
"PLTA pertama diberi nama Larona dengan kapasitas 165 MW, dan PLTA kedua adalah PLTA Balambano dengan kapasitas 110 MW. Keduanya berlokasi di Sulawesi Selatan," ujarnya.
Menurut dia, jika sudah selesai pembangunan satu unit PLTA yang baru, rencananya akan diberi nama PLTA Karebe.
Ketika dikonfirmasikan mengenai kemungkinan PT Inco akan beralih ke PLTG (pembangkit listrik tenaga gas), mengingat di lokasi tersebut ada ladang gas di Donggi dan Senoro milik PT Pertamina dan PT Medco Energi Internasional, Bing mengatakan hal tersebut tidak dapat dilakukan dalam waktu dekat.
"Memang sudah ada presentasi mengenai kualitas, volume gas di wilayah tersebut. Selain itu, potensi gas memang besar. Namun demikian harus dilihat bahwa perubahan pembangkit dari tenaga air ke gas membutuhkan waktu, studi, dan dana yang cukup," katanya.
Jangka panjang
Menurut dia, upaya konversi dari gas ke air memang dapat saja dilakukan oleh PT Inco. Akan tetapi, katanya, perusahaan melihat bahwa potensi itu untuk jangka panjang dan bukan jangka pendek.
Dalam kesempatan tersebut, Bing menginformasikan kerja sama pasokan nikel dari tambang Pomalaa, Sulawesi Tenggara ke PT Antam sudah masuk dalam tahap perencanaan.
"Kami menjadwalkan akan mengirim bijih nikel ke pusat peleburan ke PT Antam pada 2005," tuturnya.
Dia mengatakan PT Inco akan mengirimkan bijih nikel dan PT Antam yang akan mengolahnya. Bing menuturkan sesuai dengan rencana, PT Inco akan mengirimkan bijih nikel ke PT Antam sebanyak satu juta ton per tahun.
Data Bisnis menunjukkan bahwa PT Antam dan PT Inco melakukan kerja sama pasokan bijih nikel yang mulai dipasok pada 2005. Seluruh proyek tersebut akan meningkatkan produksi nikel PT Antam dari 11.000 ton menjadi 24.000 per ton per tahun.
Oleh PT Antam pasokan nikel dari Pomalaa ini akan digunakan untuk mendukung pembangunan proyek FeNi III. (dle)