Henry Walker raih kontrak dari Kaltim Prima Coal US$1,2 miliar

 

 

JAKARTA (Bisnis): Henry Walker Eltin Group Limited memperoleh kontrak senilai US$1,2 miliar untuk pengembangan infrastruktur dan jasa penambangan batu bara milik PT Kaltim Prima Coal di proyek Bengalon, Kalimantan Timur, selama 10 tahun mendatang.

Dalam siaran persnya yang dikutip dari website perusahaan Australia itu disebutkan proyek di Bengalon itu merupakan kontrak terbesar dalam sejarah Henry Walker Eltin yang mampu memberikan keuntungan dalam jangka panjang kepada HWE Mining. Proyek tersebut diperhitungkan akan mampu memberikan pengembalian aset hingga 20%.

"Kualitas batu bara KPC yang tinggi, biaya operasi yang rendah, serta jaraknya yang dekat dengan pasar utama di Asia membuat proyek Bengalon memberikan peluang yang menarik, serta mampu menjaga pangsa pasar," kata Chief Executive Officer Henry Walker Eltin Group Limited Bruce James.

Menurut dia, penambangan batu bara pertama dan pengapalan akan dilaksanakan sebelum akhir tahun ini. Berdasarkan jadwal tersebut, kontribusi pendapatan dari HWE Mining selama 2005 diharapkan mencapai US$30 juta dan US$100 juta tahun berikutnya, saat target produksi dicapai.

Sedangkan pekerjaan pengembangan tambang, akan memanfaatkan peralatan dari lokal serta dari perusahaan itu.Peralatan senilai US$120 juta diperlukan untuk jasa penambangan guna memproduksi batu bara sesuai target sebanyak enam juta ton per tahun.

Modal kerja US$20 juta akan diinvestasikan selama fase pengembangan yang akan didanai oleh Henry Walker Eltin melalui fasilitas proyek khusus yang tengah dinegosiasikan dan selanjutnya akan dibayar melalui penjualan batu bara setelah dua hingga tiga tahun dari produksi awal.

Fase pengembangan antara lain berisi pengerjaan infrastruktur untuk kegiatan operasi. Pengembangan infrastruktur meliputi pengembangan wilayah pelabuhan, konstruksi jalan, fasilitas pendukung seperti perkantoran, balai kerja, akomodasi dan fasilitas di lokasi penambangan (camp).

Sesuai kontrak, Henry Walker Eltin mempunyai hak pertama untuk berkerja sama dengan KPC (anak perusahaan PT Bumi Resources) dalam pengembangan dan ekspansi dari penambangan tambahan.

Proyek di Indonesia

James mengatakan kontrak Bengalon akan membuat total pekerjaan yang dikuasainya hingga US$3,5 miliar dan menghasilkan pengembalian yang sebanding dengan risiko proyek.

"Kami tahu lingkungan di Indonesia sangat baik. Perusahaan telah beroperasi di Indonesia sejak 1990 dengan menyelesaikan proyek pertambangan batu bara di Ponkok Labu, Busang, dan Petangis, rekayasa dan pekerjaan manajemen proyek di Freeport, serta pekerjaan sipil di Batu Hijau. Setelah periode restrukturisasi dan pengkajian, kontrak ini akan memperkuat keberadaan kami di Indonesia," tuturnya.

Menurut dia, setelah sebelumnya mendapat kontrak dari Awaroa dan Ashton, kontrak dari KPC itu kian memperluas operasi perusahaan itu di bidang batu bara.

Sebelum dikuasai PT Bumi Resources, PT KPC dimiliki oleh BP and Rio Tinto. Cadangan batu bara termal di Bengalon diperkirakan mencapai 160 juta ton. Struktur batu bara di Bengalon yang berjarak 25 kilometer dari lokasi penambangan di Sangatta yang juga milik KPC terdiri dari empat lapisan.

KPC telah menunjuk sebagai agen pemasaran batu bara yang diproduksinya untuk seluruh pasarnya di luar negeri, selain Jepang yang ditangani Mitsubishi

sumber: