Hari-hari Bos PT CABB Di Tahanan Kini Tidur Beralas Karpet Tipis

Hari-hari Bos PT CABB Di Tahanan
Kini Tidur Beralas Karpet Tipis

Senin, 30 Januari 2006 03:52

MENJALANI kehidupan di dalam penjara memanglah tidak enak. Apalagi kalau selama ini terbiasa dibalut dalam kemewahan. Jelas merasa gerah. Ini seperti yang dialami Ny Sri Mulyati (bukan Sri Mulyani).

Dia harus meringkuk di ruang sempit dan pengab dengan aturan ketat lantaran kesandung masalah penambangan batu bara. Direktur Utama PT Cempaka Alam Bumi Baru dimasukkan ke sel Mapolres Tanah Bumbu, Senin (23/1) malam.

Menurut seorang petugas jaga, ruangan tahanan yang ditempati Sri Mulyati bersama dua tahanan wanita lain, ukurannya hanya 3x3 meter. Ketiganya tidur beralaskan karpet tipis.

Sekadar mengingatkan, Sri Mulyati dijadikan tersangka berdasarkan laporan rekan usahanya, Achmad Laima (bukan Ahmad Leman). Penambang batu bara ini merasa ditipu karena membeli surat perintah kerja (SPK) PT Arutmin Indonesia dari Sri, yang sudah kadaluwarsa.

Akibatnya aktivitas penambangan batu bara oleh Laima di areal Arutmin di Mangkalapi digolongkan ilegal. Sri dijerat pasal 31 ayat (1) UU nomor 11/1967 tentang pertambangan jo pasal 55 KUHP dengan ancaman hukuman enam tahun.

Perempuan yang selalu tampil seksi ini, ternyata masih belum bisa menerima kenyataan. Dia berusaha ‘menawar’ kepada Kapolres Tanah Bumbu AKBP Drs Hersom Bagus Pribadi agar penahanannya ditangguhkan.

"Untuk masalah penangguhan, tidak mungkin kita berikan. Kecuali kalau dia benar-benar sakit jantung. Tapi itupun harus ada keterangan dokter, bukan akal-akalan," kata Hersom yang pernah menjadi Wadansat Brimob Polda Metro Jaya ini.

Bukan berhenti sampai di sini. Dia juga minta air leding dan penyejuk ruangan (AC). Namun lagi-lagi, keinginannya itu ditolak. "Semua tahanan kita perlakukan sama. Tak ada perlakuan khusus terhadap siapapun," tegas Hersom.

Beberapa waktu lalu, Sri tampak ditunggui tiga perempuan berpenampilan seksi yang siap setiap saat membantunya. Ketika seorang petugas menyampaikan pesan bahwa wartawan ingin wawancara, Sri langsung menolaknya.

"Saya lagi pusing, nanti-nanti sajalah wawancaranya. Kalau nggak besok atau lusa," pinta Sri seperti ditirukan petugas itu.

Saat itu Sri berebahan di atas lantai plus bantal bersarungkan kain warna putih yang dibawa dari luar. Kedua kakinya terlihat mengenakan kaos kaki.m8/dwi

sumber: