Harga tembaga bisa capai US$8.000 per ton
Harga tembaga bisa capai US$8.000 per ton
Bisnis, 24 November 2005
ÂÂ
Analis CSFB Jeremy Gray dalam laporannya 21 November lalu, menuliskan defisit tembaga dalam 2006 diperkirakan mencapai 200.000 ton, tidak jauh beda dari kondisi tahun ini.
Harga tembaga, yang digunakan untuk kabel listrik dan pipa-pipa, naik dua kali lipat selama dua tahun terakhir seiring dengan melimpahnya permintaan atas produksi dari sejumlah pertambangan. Sementara persedian di London Metal Exchange mencapai titik terendah dalam 31 tahun pada Juli.
"Meski jika industri ini beroperasi dengan tenaga penuh untuk menambah pasokan baru, tidak akan berdampak ke pasar sampai dengan awal 2010. Dalam dua tahun terakhir para peramal pasar tembaga terus melebihkan estimasi pasokan baru dan dampaknya ke harga," ujar Gray, 35, yang sebelumnya analis di Morgan Stanley & Co dan jebolan
Menurut International Copper Study Group, konsumsi tembaga tumbuh bersamaan dengan perekonomian China, pengguna terbesar dunia, mengakibatkan defisit global sampai 235.000 ton selama Januari-Juli. Lembaga itu juga melaporkan defisit masih terjadi meski permintaan sudah turun sebesar 8,6% di AS, 6,9% di Jepang, dan 5% di Jerman.
Investasi sektor pabrikan di China, seperti jalan dan aset tetap lainnya, melonjak 28% selama 10 bulan pertama tahun ini. Hal ini mendorong permintaan terhadap industri logam.
Tembaga untuk pengiriman dalam tiga bulan pada
Sementara besarnya persediaan yang diawasi oleh LME dan bursa komoditas di
Analis Societe Generale Stephen Briggs pada 21 November mengatakan kelebihan pasok dari permintaan tembaga mencapai 150.000 ton pada 2006.
Shanghai terpuruk
Sementara itu tembaga berjangka di
"Ada spekulasi pemerintah China akan mengirim sebanyak 50.000 ton ke gudang-gudang di Asia dan memperpanjang beberapa kontrak forward jangka pendek," kata Yuan Fang, trader Dongya Futures Co Shanghai
Tembaga untuk pengiriman Januari 2006 turun 1.080 yuan atau 2,9%, ditutup pada 35.950 yuan (US$4.448) per ton di Shanghai Futures Exchange kemarin. Penurunan itu merupakan yang terbesar sejak 31 Mei.
sumber: