Harga Minyak Turun

Harga Minyak Turun
- Respons Rencana OPEC

London, Selasa - Harga minyak dunia agak melemah pada perdagangan hari Selasa (5/4) karena aksi ambil untung. Hal ini juga terjadi karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC mempertimbangkan penambahan produksi untuk meredakan rekor harga tertinggi sebesar 58 dollar AS per barrel pada perdagangan hari sebelumnya.

Minyak light sweet yang merupakan patokan di New York untuk pengiriman bulan Mei turun 48 sen menjadi 56,53 dollar AS per barrel. Harga minyak mencapai rekor 58,28 dollar per barrel hari Senin sebelum turun pada penutupan.

Harga minyak laut utara, brent, untuk pengiriman bulan Mei turun 19 sen menjadi 56,04 dollar AS per barrel setelah menyentuh rekor 57 dollar AS pada perdagangan Senin lalu. Minyak brent sempat mencapai 57,65 dollar AS per barrel sebelum ditutup pada level 56,23 dollar AS per barrel.

Harga minyak pemanas turun lebih dari satu sen menjadi 1,6305 dollar AS per galon (setara 3,8 liter).

"Ini merupakan aksi ambil untung. Harga minyak menguat pada 10 hari terakhir dan perlu koreksi sedikit," ujar analis dari Investec, Bruce Evers, sehubungan dengan harga minyak yang balik melemah.

Guna menekan harga minyak, Presiden OPEC Sheiks Ahmed Fahd al-Sabah mengatakan hari Minggu lalu bahwa kartel tersebut akan mulai berkonsultasi untuk menaikkan produksi sebesar 500.000 barrel per hari. Keputusan ini diharapkan dapat diambil dalam dua pekan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan, sebenarnya peranan OPEC sudah tidak dominan lagi dalam penetapan harga minyak mentah dengan pangsa pasar 40 persen. Hal ini terbukti ketika keputusan OPEC untuk menambah produksi hingga 30 juta barrel per hari, namun harga minyak dunia tetap tinggi.

Tetapi Purnomo mengatakan, Indonesia sebagai negara anggota OPEC akan mendukung segala upaya untuk menurunkan harga minyak mentah di pasar. Keinginan Indonesia tercermin pada patokan harga minyak dalam APBN sebesar 35 dollar AS per barrel.

Beberapa analis mengatakan, kenaikan harga minyak ini tampaknya tidak akan berlangsung lama karena dipicu laporan dari Goldman Sachs yang memprediksi harga minyak dapat naik hingga 105 dollar per barrel.

Penghematan

Dengan naiknya harga minyak, negara-negara di dunia, terutama di kawasan Asia, mulai melakukan penghematan konsumsi energi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban belanja negara.

Misalnya, di negara Asia yang hanya memprediksikan kenaikan harga minyak sebesar 40 persen, mulai menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Indonesia pada bulan Maret menaikkan harga BBM kecuali untuk minyak tanah. Thailand menaikkan harga minyak diesel 20 persen pada pertengahan bulan Maret. China dan Vietnam telah menaikkan harga BBM sebesar 20 persen. Malaysia juga memutuskan untuk menaikkan harga BBM.

Pengaruhi bursa

Sementara itu di London, indeks FTSE 100 naik 0,4 persen menjadi 4.917 karena saham mendapatkan dukungan dari sedikit melemahnya harga minyak dan penguatan nilai dollar AS menjelang pemilu Inggris 5 Mei mendatang.

Di kawasan Asia, indeks ditutup beragam. Di Jepang, indeks Nikkei naik 106,77 poin atau 0,9 persen menjadi 1774,31 karena melemahnya nilai yen yang membantu para eksportir seperti Honda. Di Jakarta, indeks harga saham gabungan turun 3,677 poin ke 1.096,526.

sumber: