SINGAPURA--MIOL: Harga minyak menapak naik pada perdagangan Asia, Senin, setelah pasar terus mengkhawatirkan ketegangan politik dan keamanan di produsen minyak utama dunia, Nigeria dan Iran, kata para pelaku bursa, Senin. Pada perdagangan pukul 10.30 waktu Singapura (9.30 WIB) minyak mentah New York, light sweet, untuk pengiriman Maret naik 70 sen menjadi USD69,18/barel dari penutupan sebelumnya USD68,48, Jumat pekan lalu. Kekacauan di Nigeria telah mengakibatkan gangguan produksi di negara produsen minyak terbesar Afrika tersebut sedangkan ketegangan antara Iran dan Barat soal program nuklir kontroversial Teheran juga ikut berperan memainkan harga, katanya. "Dalam jangka pendek, ini semua menyangkut drama geopolitik," kata Victor Shum, analis dari konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura. "Isu jangka pendek adalah Nigeria dan jangka panjang Iran," katanya. Kelompok militan Nigeria mengancam akan menembakkan roket ke terminal-terminal minyak Nigeria karena menolak pembicaraan yang bertujuan membebaskan empat sandera asing oleh pemberontak separatis di wilayah delta Niger. Kerusuhan menentang perusahaan minyak yang beroperasi di delta Niger dan pemerintah federal diklaim telah menewaskan lebih dari 20 orang sedangkan produksi minyak turun 211.000 barel per hari di Nigeria, produsen minyak terbesar di Afrika. "Pagi ini harga masih akan bergejolak sehingga pasar ditentukan oleh (tekanan) geopolitik jangka pendek khususnya di Nigeria," kata Shum. Iran, produsen minyak mentah terbesar kedua di Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), juga meminta kartel untuk mengurangi kuota total produksinya sebesar satu juta bph mulai April, guna menjaga penurunan harga minyak musiman, di triwulan kedua tahun ini. Komentar Iran datang setelah Teheran memperingatkan Barat bahwa sanksi PBB atas program nuklir kontroversialnya dapat memprovokasi krisis minyak dunia. Kuota produksi OPEC saat ini mencapai 28 juta bph. Pada pertemuan terakhirnya di Kuwait, 12 Desember lalu, kartel memutuskan untuk tidak memperbaharui penawaran tambahan produksi darurat 2 juta bph. (ant/OL-1) |