Beberapa analis pertambangan memperkirakan bahwa di tahun 2004 harga beberapa komoditi tambang yang cenderung membaik selama tahun 2003 akan terus membaik. Oleh karena itu perusahaan tambang mineral dan batubara Indonesia dalam membuat RKAB (rencana kerja dan anggaran biaya) mereka untuk tahun 2004 umumnya dengan asumsi harga yang membaik dibandingkan tahun 2003. Kondisi tersebut antara lain disebabkan berbagai peristiwa yang terjadi pada tahun 2003, seperti antara lain tekanan terhadap dollar amerika dan akhirnya mempengaruhi harga komoditi emas.
Untuk tembaga CBS Marketwatch menyebutkan “… copper prices climbed for a fourth-straight session on the back of higher U.S. productivity. Prices havent traded at these levels since 1997….� Untuk timah menurut berita Minergynews, bahkan PT Timah juga telah mengungkapkan bahwa tahun depan agaknya merupakan tahun keberuntungan bagi PT Timah Tbk. Pasalnya, harga timah diperkirakan akan meningkat menyusul melonjaknya permintaan timah dunia antara 5-10 persen. Direktur Utama PT Timah Tbk. Thobrani Alwi mengakui, tahun depan diperkirakan harga timah dunia akan melonjak dari 4.758 dolar AS per metrik ton menjadi sekitar 5.300 dolar AS per metrik ton. Lonjakan harga ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan timah dunia yang berkisar antara 5-10 persen khusus untuk permintaan solder tanpa timbale.
Untuk batubara, setelah sampai 2001 harga cenderung menurun dan mulai cenderung membaik pada 2002-2003, pada tahun 2004, banyak yang mengharapkan harga batubara akan terus membaik. Indikasi kenaikan harga ini dapat dilihat dari semakin mendekatnya antara harga spot dan harga kontrak. Disamping meningkatnya permintaan dari beberapa negara di Asia-Pasifik khususnya , serta tutupnya beberapa tambang di Afrika Selatan dan China. Namun demikian, potensi peningkatan ekspor batubara dari China yang cukup besarke pasar Asia-Pasifik diperkirakan akan dapat mempengaruhi harga di kawasan ini khususnya menjelangpertengahan 2004. Begitu pula rencana penerapan coal tax di Jepang sebagai implementasi Protokol Kyoto bila jadi dilaksanakan akan menekan di sisi suplai batubara.
Kenaikan harga ini juga diharapkan akan dapat menggairahkan iklim pertambangan di Indonesia yang saat ini sedang lesu (Edpraso).