Harga emas global 2004 capai rekor, Bank sentral perlambat penjualan cadangan
HONG KONG (Bloomberg)- Bisnis Indonesia: Bank-bank sentral diduga melakukan perlambatan penjualan cadangan emas dengan laju terendah dalam lima tahun terakhir pada 2004, seiring melonjaknya harga logam mulia itu ke posisi tertinggi dalam 16 tahun.Data World Gold Council (WGC) menyebutkan jumlah emas yang ditahan bank sentral AS (Federal Reserve), Swiss National Bank dan bank sentral lainnya, menurun 0,7% menjadi 31.587 ton pada 2004, hanya turun tipis dari 31.811 ton pada 2003, menurut laporan pendahuluan WGC, 25 Januari.
"Hasil itu lebih rendah dibandingkan penurunan 1,7% pada 2003, dan 1,2% pada 2002," ungkap laporan tersebut.
Revisi resmi cadangan emas untuk November dan Desember belum dipublikasikan, ungkap organisasi yang dibentuk oleh kelompok industri itu.
Laporan itu juga menyebutkan harga emas tercatat meningkat setiap tahun selama empat tahun berturut-turut, seiring lompatan dolar AS, serta percepatan inflasi yang menarik minat terhadap emas lantakan.
Emas menyentuh US$458,70 per ounce di New York Mercantile Exchange pada 2 Desember 2004, penutupan tertinggi untuk kontrak berjangka ter-aktif sejak Juni 1988, seiring penurunan dolar atas 16 mata uang dunia.
Kontrak berjangka emas penyerahan April menguat US$0,50 atau 0,1% menjadi US$428,90 akhir pekan lalu di Comex New York Mercantile Exchange.
Persediaan emas global, yang disimpan bank sentral, sejak 1988 telah menurun setiap tahun, ungkap statistik World Gold Council seiring dengan penjajakan bank-bank terhadap investasi alternatif antara lain mata uang.
Riksbank, Swedia, menyatakan pada 18 Januari pihaknya masih melakukan penjualan 15 ton emas pada empat bulan lalu, dan menggunakan uang untuk meningkatkan cadangan mata uangnya.
Bank-bank sentral adalah kepala otoritas moneter, yang meregulasi suplai uang negara mereka masing-masing, kredit dan kadangkala nilai tukar mata uang.
Terkait mata uang
Namun demikian, menjelang akhir pekan lalu harga emas melemah di New York untuk pertama kalinya dalam tiga hari, seiring meningkatnya kurs dolar AS.
Data membaiknya pertumbuhan ekonomi AS, di tengah kenyataan terjadinya defisit di sisi perdagangan, diperkirakan akan membuat pemerintah AS tetap menaikkan suku bunga dengan laju terukur pada saat pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan depan
Hal tersebut diungkapkan Leonard Kaplan, Presiden Prospector Asset Management, pengelola keuangan di Evanston, Illinois.
Menurut Kaplan, meningkatnya suku bunga The Fed, akan mengakibatkan dolar mengalami reli dan emas akan melemah.
Emas diduga akan diperdagangkan dalam kisaran sempit karena investor menantikan hasil pertemuan The Fed pekan depan, pemilihan umum di Irak, dan sidang negara-negara G7. (roy)
sumber: